USD/JPY melanjutkan penurunannya pada kisaran terendah enam pekan baru di bawah ambang 130.00 dalam perdagangan hari Jumat (24/3/2023). Perilisan data inflasi Jepang pada sesi Asia tak memberikan katalis signifikan bagi pasangan mata uang ini. Namun, Yen kemudian menguat berkat peningkatan minat beli aset safe haven di tengah pergolakan perbankan Eropa.
Data inflasi CPI nasional Jepang menunjukkan perlambatan sebesar -0.6 persen (Month-over-Month) pada Februari 2023. Perlambatan tersebut menekan laju inflasi tahunan dari 4.3 persen menjadi 3.3 persen (Year-on-Year). Laju inflasi inti juga menyusut dari 4.2 persen menjadi 3.1 persen dalam basis tahunan. Akan tetapi, komponen inflasi paling inti malah meningkat dari 3.2 persen menjadi 3.5 persen (Year-on-Year).
Komponen inflasi paling inti yang dimaksud itu tak memperhitungkan harga bahan makanan segar dan energi yang sangat volatile, sehingga menandakan tekanan kenaikan harga-harga yang bersifat lebih permanen. Sebagian pelaku pasar kembali berharap Gubernur BoJ Kazuo Ueda akan mengubah arah kebijakan moneternya pada rapat kebijakan tanggal 9 April mendatang atas alasan tersebut. Akan tetapi, peluang untuk skenario itu masih sangat kecil.
Zain Vawda, analis dari DailyFX, berpendapat dalam catatannya tadi pagi, “Dalam pandangan saya, saya tak memperkirakan pivot kebijakan dalam waktu dekat dari Gubernu Ueda. Namun, penyesuaian lebih lanjut terhadap kebijakan kontrol yield kemungkinan akan dilakukan. Berdasarkan laporan, pemerintahan PM Kishida menilai pelonggaran moneter yang rigid itu problematis, sehingga BoE tampaknya memantau dampak pelebaran rentang kontrol (yield) yang diumumkan pada Desember hingga akhir masa jabatan Gubernur Kuroda (bulan lalu -red).”
Vawda lebih lanjut memaparkan bahwa prospek teknikal USD/JPY masih cenderung bergerak ke arah bawah. USD/JPY tetap bearish selama berada di bawah ambang 132.60.
Situasi pasar mulai bergejolak saat memasuki sesi New York, setelah berita-berita pasar dari sesi Eropa menguak beragam skandal yang membelit beberapa bank terbesar di sana. Kegelisahan trader memicu USD/JPY memantul kuat dari kisaran terendah 129.60-an sampai 130.60-an. Manuver rebound tampaknya cukup kuat, tetapi perlu diperhatikan bahwa posisi USD/JPY saat ini masih berada jauh di bawah ambang 132.60.