Pasangan mata uang USD/JPY telah mengalami kenaikan tajam mendekati level 138,00 seiring dengan indeks dolar AS (DXY) yang tetap melemah di sekitar 103,00. Federal Reserve (The Fed) diharapkan akan mengurangi tingkat ketatnya kebijakan moneternya karena kondisi perbankan yang ketat telah membatasi likuiditas yang tersedia.
Perekonomian Jepang menunjukkan ketahanan yang kuat, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan inflasi kuartal pertama yang mengalami peningkatan signifikan. Pasangan mata uang USD/JPY terus mengalami pemulihan yang kuat, dimulai dari level 137,60 pada awal sesi Eropa. Penguatan ini terjadi karena indeks dolar AS (DXY) berhasil bertahan di level terendah harian sebelumnya, yaitu 103,00.
Sentimen pasar telah mengalami perubahan menjadi lebih positif, terutama setelah kontrak berjangka S&P500 berhasil pulih dari penurunan di sesi perdagangan Asia. Investor semakin yakin terhadap kenaikan batas utang AS karena adanya negosiasi tatap muka antara Presiden AS, Joe Biden, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Kevin McCarthy, yang diharapkan akan memberikan kejelasan yang lebih baik.
Selain itu, harapan hubungan yang lebih baik antara Tiongkok dan Amerika Serikat juga menjadi katalis yang mendukung sentimen pasar yang cerah. Pada akhir KTT Kelompok Tujuh di Jepang, Presiden AS, Joe Biden, menyatakan harapannya bahwa hubungan dengan Tiongkok akan membaik “dalam waktu dekat” setelah terjadi ketegangan terkait isu mata-mata yang diduga terjadi pada awal tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg.
Meskipun demikian, indeks dolar AS (DXY) telah mengalami pemulihan mendekati level 103,20 dan berusaha untuk melanjutkan kenaikannya lebih lanjut. Hal ini terjadi meskipun Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menghentikan pengetatan kebijakan moneternya yang agresif karena kondisi kredit yang ketat di bank-bank AS telah menekan likuiditas yang tersedia dalam perekonomian.
Dari sisi Tokyo, perekonomian Jepang menunjukkan ketahanan yang kuat dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama yang meningkat secara signifikan sebesar 0,7%. Selain itu, tekanan inflasi juga mengalami pemulihan karena adanya pertumbuhan upah dan pemulihan permintaan. Namun demikian, sikap suku bunga yang dovish oleh Bank of Japan (BoJ) tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam perkembangan selanjutnya.