USD/JPY menorehkan prestasi sebagai pasangan mata uang mayor berkinerja terbaik dalam perdagangan hari ini (29/3/2023). Duet populer ini mencetak reli lebih dari 1.1 persen sampai kisaran 132.50-an, tersokong oleh dinamika akhir tahun fiskal Jepang serta memudarnya sentimen risk-off di pasar global.
Semakin banyak pelaku pasar yang meyakini bahwa otoritas telah berhasil membendung berbagai dampak dari gejolak perbankan global. Apalagi Wakil Ketua The Fed Michael Barr kemarin mengatakan kepada Senat AS bahwa masalah keuangan Silicon Valley Bank berhubungan dengan manajemen risiko internal yang buruk. Dengan kata lain, otoritas moneter tertinggi AS menilai tak ada risiko sistemik dalam sistem perbankan mereka.
“Kegagalan baru-baru ini di sektor keuangan AS tampaknya terbendung dan pendarahan jangka pendek telah berhenti,” kata Helen Given dari Monex USA, “Dolar diperdagangkan beragam hari ini dengan sedikit kenaikan, karena sentimen risiko membaik dan bank-bank sentral dapat mengembalikan perhatian mereka kepada (masalah) inflasi.”
Given menambahkan, “Testimoni Wakil Ketua Barr kepada Kongres kemarin membantu menyediakan pelampung bagi USD, mengurangi ketakutan (pasar) bahwa The Fed kemungkinan tak mampu mengatasi kerusakan (yang terjadi) selama beberapa pekan terakhir.”
Indeks dolar AS (DXY) menanjak tipis sekitar 0.25 persen sampai kisaran 102.70-an saat berita ini ditulis pada awal sesi New York. Greenback juga melumpuhkan beragam mata uang lain, khususnya yen Jepang.
Menjelang akhir tahun fiskal Jepang pada hari Jumat besok, volatilitas pada pasangan mata uang USD/JPY meningkat secara signifikan. Para analis memeringatkan bahwa pergerakannya menjadi makin sukar diprediksi akibat arus transaksi yang tak biasa. Yen Jepang, sesuai dengan statusnya sebagai salah satu mata uang safe haven, juga cenderung ditinggalkan oleh trader saat sentimen risiko membaik.
“Sejumlah besar arus USD/JPY hari ini berkaitan dengan akhir kuartal,” kata Given, “Para trader mengkhawatirkan hasil uang riil saat ini, tetapi sentimen risiko global terus membaik, (dan) JPY sebagai safe haven tradisional tampak kurang menarik.”
“Masa-masa ini –akhir tahun fiskal Jepang– saya pikir ada beberapa aliran repatriasi dari Jepang,” kata Bart Wakabayashi, manajer cabang di State Street di Tokyo, “Jika itu saja, (pergerakan USD/JPY) itu hanya sekali ini, dan kemudian kita akan kembali ke dasar-dasarnya, yaitu mengikuti yield (obligasi).”