Indeks dolar AS (DXY) sempat melambung sampai ke atas ambang 102.00 pada perdagangan sesi Asia dan Eropa hari Jumat (28/4/2023), sehubungan dengan berita ekonomi yang mengecewakan dari Jepang dan Zona Euro. Akan tetapi, posisinya langsung ambrol ke kisaran 101.50-an pada sesi New York.
Laporan Belanja Konsumsi Personal (PCE) dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan indeks harga PCE hanya tumbuh 0.1 persen (Month-over-Month) pada Maret 2023. Laju tersebut hanya sepertiga dibanding kenaikan pada periode sebelumnya maupun estimasi konsensus.
Pertumbuhan indeks harga PCE inti pada Maret 2023 juga hanya sama dengan periode sebelumnya, yakni 0.3 persen (Month-over-Month). Konsekuensinya, indeks harga PCE inti dalam basis tahunan terkoreksi dari 4.7 persen menjadi 4.6 persen saja. Padahal, Federal Reserve menggunakan laporan ini sebagai salah satu bahan pertimbangan kebijakan suku bunganya.
Beberapa laporan ekonomi AS lain yang dilaporkan secara terpisah juga mengecewakan pasar. Indeks sentimen konsumen Michigan terkunci pada tingkat 63.5, sedangkan penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini menurun dari 68.6 menjadi 68.2.
Data-data tersebut tak mengusik perkiraan bahwa Federal Reserve masih memiliki satu kesempatan lagi untuk menaikkan suku bunga, yakni sebesar 25 basis poin pada rapat kebijakan minggu depan. Namun, indikasi inflasi dan minat belanja masyarakat yang menurun ini merupakan gelagat buruk menjelang perilisan data-data ekonomi yang lebih penting pada pekan depan.
“The Fed diperkirakan secara luas akan menyampaikan kenaikan suku bunga 25 bps lagi (ke rentang 5.00 persen-5.25 persen). Kami memperkirakan ini akan menjadi puncak dalam siklus (pengetatan moneter The Fed pasca-pandemi) dan The Fed akan mengonfirmasinya dalam sebuah panduan yang netral (seusai rapat pekan depan -red),” kata Marcus Widen, seorang ekonom di SEB.
Widen menambahkan, “The Fed kemungkinan akan mengulangi bahwa kondisi kredit yang lebih ketat dapat membebani perekonomian, sehingga mengurangi perlunya pengetatan kebijakan lebih lanjut. Kita juga akan mendapatkan data ISM sebelum mengakhiri pekan (depan) dengan data Non-farm Payroll.”
Dolar AS menunjukkan kinerja bervariasi dalam pasangan-pasangan mata uang mayor saat ini. EUR/USD bertahan statis pada kisaran 1.1030, sementara GBP/USD reli 0.65 persen sampai 1.2580. AUD/USD tergelincir sekitar 0.2 persen sampai 0.6615, tetapi USD/JPY melambung lebih dari 1.5 persen dalam tiga sesi lantara keputusan bank sentral Jepang yang teramat mengecewakan di mata trader.