Indeks dolar AS (DXY) mengalami kemerosotan lebih lanjut hingga menghampiri rekor terendah dalam hampir dua bulan terakhir pada kisaran 101.90-an hari ini (23/3/2023). Pengumuman Ketua The Fed seusai rapat kebijakan FOMC pada dini hari tadi memberikan katalis bearish yang meruntuhkan nilai tukar dolar AS terhadap semua mata uang mayor.
Rapat FOMC mencapai sejumlah keputusan yang kontroversial. Para pengambil kebijakan moneter AS sepakat untuk menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin lagi, sesuai estimasi konsensus. Akan tetapi, mereka mengganti frasa “peningkatan berkelanjutan” dengan “sejumlah tambahan” dalam proyeksi suku bunga ke depan.
Ketua The Fed Jerome Powell juga menyampaikan pernyataan yang bernada lebih hati-hati dalam konferensi persnya. Ia meyakinkan pasar bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga tahun ini, tetapi kenaikan suku bunga lebih lanjut akan lebih sedikit daripada ekspektasi pasar sebelumnya.
“Jika kami ingin menaikkan suku bunga lebih tinggi, kami akan melakukannya,” kata Powell, “Tapi saya pikir untuk sekarang… kami melihat kemungkinan pengetatan kredit. Kami tahu bahwa hal itu dapat berdampak pada ekonomi makro.”
Di saat yang sama, Powell berupaya menyemai optimisme pasar untuk menghadapi gejolak keuangan pasca kolapsnya Silicon Valley Bank. Powell menyatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apa dampak dari krisis perbankan saat ini, tetapi bank sentral memperkirakan ada jalan keluar untuk “pendaratan yang aman”.
Powell menegaskan pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan akan menggunakan “semua perangkat kami” untuk menjaga keamanan sistem perbankan. Ia mengakui adanya dampak kenaikan suku bunga terhadap pengetatan kondisi perbankan yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan The Fed. Namun, bank sentral saat ini tak menganggap pemangkasan suku bunga dalam opsi respons yang tepat.
“Pertanyaannya bagi kami adalah seberapa signifikan (dampak makroekonomi dari pengetatan) ke depan dan seberapa jauh jangkauannya dan berapa lama durasinya,” kata Powell, “Pemangkasan bunga tidak berada dalam skenario dasar kami.”
Pelaku pasar saat ini memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak satu kali lagi sebesar 25 basis poin dalam rapat FOMC berikutnya. Hal ini menempatkan dolar AS dalam posisi lebih lemah terhadap beberapa mata uang mayor lain, khususnya euro yang bakal mengalami kenaikan minimal 50 basis poin lagi dalam tahun ini.