Indeks dolar AS (DXY) meroket lebih dari 1 persen ke kisaran 105.40-an seusai beredarnya teks dari testimoni Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada pertengahan sesi New York (7/3/2023). Momentum USD memperoleh katalis baru berkat pernyataan Powell yang bernuansa hawkish, sehingga memicu gejolak dahsyat di pasar forex.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell berpendapat upaya pihaknya untuk mengendalikan inflasi masih jauh dari selesai, sehingga kebijakan moneter ketat harus terus dipertahankan. Mengingat laju inflasi AS yang tetap tinggi pada sejumlah sektor utama, Powell bahkan menyatakan kesiapannya untuk menaikkan suku bunga secara lebih agresif lagi pada periode mendatang.
Teks sambutan Powell untuk testimoni di hadapan Parlemen AS memaparkan, “Data ekonomi terkini lebih kuat daripada perkiraan, sehingga menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya… Jika keseluruhan data (ekonomi) menunjukkan diperlukannya pengetatan (moneter) yang lebih cepat, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga.”
Menanggapi pernyataan Powell tersebut, pelaku pasar langsung menaikkan proyeksi kenaikan suku bunga The Fed untuk rapat FOMC akhir bulan ini dari 25 ke 50 basis poin. Yield obligasi US Treasury jangka pendek juga meroket, sehingga dolar AS menjadi jawara di pasar mata uang dunia.
EUR/USD jatuh sekitar 1 persen sampai menyentuh kisaran terendah 1.0570. AUD/USD dan GBP/USD menjadi pasangan mata uang paling babak belur dengan kemerosotan masing-masing 1.8 persen dan 1.3 persen dalam waktu singkat. Sementara itu, USD/JPY dan USD/CAD malah meningkat pesat.
“Kelas hawkish Powell telah mendorong Greenback meroket karena para investor institusional mulai memarkir dana dalam dolar untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan suku bunga berkelanjutan. Pertempuran Amerika melawan inflasi masih jauh dari usai, dan dengan The Fed menunjukkan ototnya untuk merespons (fenomena itu), dolar menjadi yang paling diuntungkan,” kata Samuel Fuller, Direktur Financial Markets Online.
Testimoni Powell akan berlangsung selama dua hari dan mencakup pula sesi tanya-jawab dengan anggota Parlemen AS. Dengan demikian, pergolakan pasar dengan volatilitas tinggi berpotensi terus berlanjut dalam jangka pendek.