Terkatrol Data, Dolar Australia Terancam Imbas Krisis Perbankan

Pasangan mata uang AUD/USD mengalami penguatan pesat dalam perdagangan Jumat (17/3/2023) hingga menyentuh level tertinggi harian pada 0.6724. Namun, para analis dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) berpendapat Aussie masih berisiko terseret oleh aksi jual saham-saham sektor perbankan.

Dolar Australia Terancam Imbas Krisis Perbankan

Australian Bureau of Statistics (ABS) kemarin melaporkan bahwa tingkat pengangguran menurun dari 3.7 persen menjadi 3.5 persen pada bulan Februari 2023, atau lebih baik daripada estimasi konsensus yang sebesar 3.6 persen. Jumlah karyawan juga meningkat 64.6k dalam periode yang sama, jauh melampaui estimasi yang dipatok pada 48.5k saja.

Kabar baik ini sukses mengangkat pamor dolar Australia di pasar forex. Kondisi pasar tenaga kerja Australia yang prima memberikan ruang bagi bank sentralnya untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam kurun waktu lebih lama. Akan tetapi, beberapa analis mengingatkan bahwa dolar Australia –bersama dengan rekan terdekatnya, dolar New Zealand– tetap merupakan mata uang yang mudah terpengaruh oleh krisis dan gejolak keuangan global.

“Pada masa krisis, pelaku pasar lebih menghargai kembalinya modal daripada imbal hasil modal. Modal mengalir ke tempat yang dianggap aman seperti Obligasi US Treasury, emas, dan yen Jepang. USD seringkali merupakan penerima manfaat utama dari arus masuk modal dan menguat di tengah krisis,” kata Joseph Capurso, kepala ekonom internasional di CBA.

Baca Juga:   Fed Mengubah Kebijakan Menaikkan Suku Bunga Ketika Pengangguran Turun

Capurso menambahkan, “AUD/USD memiliki sejarah panjang jatuh dengan cepat ke level rendah selama krisis global. Satu hal yang mungkin menyelamatkan AUD dalam situasi saat ini adalah bahwa Australia telah mencatat surplus neraca berjalan yang besar dalam beberapa tahun terakhir.”

Sentimen pasar saat ini tersokong oleh pernyataan Federal Reserve AS dan Swiss National Bank tentang kesiapan mereka untuk meringankan tekanan di sektor perbankan dengan menyediakan likuiditas tambahan. Dampak dari kolapsnya beberapa bank di AS juga berhasil terbendung berkat gerak cepat dari otoritas setempat. Akan tetapi, para trader dan investor sebaiknya tetap memantau perkembangan situasi ini lebih lanjut. Ada kemungkinan beberapa bank kecil akan terjerumus dalam masalah keuangan akibat kenaikan suku bunga yang terlalu agresif sejak tahun lalu.

Klik icon-icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Tinggalkan sebuah Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

DISCLAIMER :
  • Segala Informasi dan data dibuat sebaik mungkin namun tidak menjamin 100% keakuratannya.
  • Semua Artikel/Materi yang dihadirkan untuk tujuan edukasi.
  • Analisa.Forex Tidak mengajak ataupun mengharuskan untuk bertrading forex. forex, CFD, komoditas trading adalah beresiko tinggi, segala keputusan dan kerugian adalah tanggung jawab Anda (pengunjung/pembaca) sendiri.
  • Tidak menjamin kualitas ataupun kredibilitas atas link ke luar(pihak ketiga) berupa iklan berbayar, broker review, robot/EA, dsb.
  • Artikel/tulisan di web analisa.forex, boleh dijadikan di copy paste di situs lain, namun berdasarkan etika harus mencantumkan link balik ke situs analisa.forex
Peringatan Resiko : Trading Forex adalah salah satu bisnis online yang beresiko tinggi, jika anda memutuskan untuk menggelutinya pastikan anda berlatih dahulu dengan akun demo atau mencoba trading forex tanpa modal agar memahami betul seluk belum dunia trading online.