Ada banyak istilah khas trading forex yang sering membingungkan para pemula, tetapi sering sekali disebut-sebut dalam artikel dan analisa. Diantaranya stop loss, take profit, dan trailing stop yang hampir pasti disebut dalam sinyal trading yang diberikan oleh siapa pun.
Ketika seorang pakar menyarankan open posisi di harga sekian, lalu pasar trailing stop sekian pips, apa maksudnya? Dan apakah kita wajib pasang stop loss dan take profit? Hal-hal seperti ini penting untuk dipahami oleh trader pemula yang ingin melakukan analisis pasar sendiri (trading manual), trading menggunakan robot, maupun sekedar ingin meng-copy sinyal para trader pro.
Pengertian Stop Loss (SL)
Stop loss (SL) adalah sebuah order yang dipasang untuk menutup posisi trading forex secara otomatis, segera setelah posisi tersebut mengalami kerugian sebesar jumlah yang telah ditentukan. Trader memasang stop loss dengan tujuan untuk membatasi kerugian. Begini ini gambarannya.
Seorang trader memperkirakan EUR/USD akan meningkat, sehingga membuka posisi buy EUR/USD pada harga 1.0979 dengan target profit pada 1.1200. Tapi ternyata ada pengumuman baru dari bank sentral yang mengakibatkan EUR/USD malah berbalik turun sampai kisaran 1.0900. Dengan kata lain, sang trader menanggung kerugian 79 pips dan kemungkinan akan lebih besar lagi kalau pergerakan EUR/USD semakin merosot. Padahal, jika kerugian semakin membesar, maka persediaan dana (available margin) bisa jadi ludes hingga posisi terpaksa ditutup otomatis oleh broker dalam kondisi bangkrut.
Situasi semacam itu tidak akan terjadi jika trader memasang stop loss. Segera setelah membuka posisi buy EUR/USD pada harga 1.0979, ia juga memasang stop loss pada 1.0930. Dengan demikian, seandainya prediksinya keliru, maka kerugian maksimum yang akan ditanggung hanya sebesar 49 pips. Setelah itu, sang trader dapat membuka posisi baru berdasarkan peluang trading lain yang bisa jadi lebih menguntungkan.
Semua trader sebaiknya memasang stop loss. Bukan hanya karena stop loss dapat membatasi kerugian, melainkan juga karena banyak sekali fungsi lainnya, seperti:
- Trader tidak perlu memantau monitor platform trading setiap saat. Cukup open posisi, lalu tinggalkan hingga mencapai profit atau terkena stop loss.
- Trader mampu mengantisipasi situasi pasar seperti apa pun, termasuk peristiwa tak terduga yang dapat memicu gejolak harga dalam waktu sangat singkat.
- Stop loss merupakan bentuk manajemen risiko paling sederhana.
Meski sangat bermanfaat, tetapi ada sejumlah trader yang sengaja menolak stop loss. Alasannya, stop loss dapat dilihat broker, sehingga dapat mengakibatkan kerugian akibat manipulasi harga. Argumen ini cukup masuk akal jika trader bergabung dengan broker bandar yang tidak teregulasi. Namun, hal ini sebenarnya tak perlu dikhawatirkan jika trader telah bergabung dengan broker forex yang teregulasi resmi.
Ada pula trader yang enggan memasang stop loss, karena ia meyakini harga hanya akan meleset sebentar saja, lalu berbalik ke arah yang telah diperkirakan sebelumnya. Apabila memasang stop loss, maka ia takut malah posisinya gagal profit. Argumen kontra seperti ini biasanya disampaikan oleh trader pemula. Di sisi lain, trader pro umumnya sudah mampu mengetahui cara memasang stop loss yang ideal sambil tetap mengutamakan manajemen risiko.
Bagaimana cara memasang stop loss yang ideal itu? Berikut ini beberapa alternatif yang dapat Anda coba:
- Menentukan stop loss sesuai dengan rasio risk/reward. Umpamanya trader menargetkan profit 100 pips dengan rasio risk/reward 1:2, maka stop loss harus dipasang dalam jarak 50 pips dari harga entry (open posisi).
- Menentukan stop loss berdasarkan harga penutupan dari candle sebelumnya. Umpamanya trader membuka posisi buy EUR/USD pada level 1.0979 di timeframe Daily, sedangkan harga penutupan pada candle sebelumnya terletak pada 1.0952. Dalam skenario itu, tak peduli berapa pips target profit-nya, stop loss akan dipasang pada level 1.0952.
- Menentukan stop loss berdasarkan level support atau resistance terakhir. Cara memasang stop loss yang satu ini membutuhkan kejelian dalam menganalisis chart. Level support dan resistance merujuk pada level di mana pergerakan harga paling mungkin untuk memantul (bounce). Stop loss untuk posisi buy harus didasarkan pada level support, sedangkan stop loss untuk posisi sell harus didasarkan pada level resistance yang berada di atas harga entry. Contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Setelah level harga untuk stop loss itu ditentukan, trader bisa langsung mencantumkannya pada formulir order yang sama dengan saat open posisi. Atau jika ingin menambahkan stop loss setelah open posisi, maka cukup klik kanan mouse pada catatan transaksi open posisi terkait. Anda akan menemukan opsi modifikasi order. Isi formulir dengan level harga stop loss yang ditentukan, lalu klik OK.
Pengertian Take Profit
Take Profit (TP) merupakan kebalikan dari stop loss. Take profit adalah sebuah order yang dipasang untuk menutup posisi trading forex segera setelah posisi tersebut mengalami keuntungan sebesar jumlah yang telah ditentukan. Trader memasang take profit dengan tujuan untuk mengamankan keuntungan. Begini ini gambarannya.
Seorang trader memperkirakan EUR/USD akan meningkat, sehingga membuka posisi buy EUR/USD pada harga 1.0979. Apabila ia memasang take profit juga pada 1.1200, maka posisi trading akan langsung ditutup oleh broker forex ketika pergerakan harga mencapai level tersebut.
Tetapi bagaimana jika trader tidak memasang take profit? Posisi trading-nya akan terus terbuka (floating) hingga ia menutup (close) secara manual. Dalam situasi floating, pergerakan harga yang sudah mencapai 1.1200 bisa saja berbalik turun sebelum trader sempat menutupnya. Untuk menghindari risiko kehilangan profit itulah, trader sebaiknya memasang take profit.
Ada juga trader yang menolak memasang take profit. Alasannya, take profit dapat dilihat broker, sehingga nantinya malah gagal untung. Akan tetapi, hal seperti ini sebenarnya tak perlu dikhawatirkan jika trader telah bergabung dengan broker forex yang teregulasi resmi.
Dengan memasang take profit, trader tidak perlu lagi memelototi monitor terus menerus. Bebas capek, karena cukup open posisi lalu menutup laptop. Ketika buka laptop lagi, posisi trading kemungkinan sudah mencapai stop loss atau take profit. Jika TP belum tercapai hingga jangka waktu tertentu, trader dapat close secara manual dalam posisi perolehan pips berapa pun.
Cara memasang take profit perlu disinkronisasi dengan stop loss. Berikut ini tiga tips-nya:
- Menentukan take profit sesuai dengan rasio risk/reward. Umpamanya trader hanya bersedia menanggung risiko maksimum 30 pips dengan rasio risk/reward 1:2, maka take profit harus dipasang pada jarak 60 pips.
- Menentukan take profit berdasarkan harga psikologis tertentu. Harga psikologis merupakan level-level harga bulat, seperti 1.000, 1.1100, 1.1200, dll. Umpamanya trader membuka posisi buy EUR/USD pada level 1.0979 di timeframe Daily, sedangkan harga psikologis terdekat adalah 1.1100 dan 1.1200, maka trader akan memasang take profit pada 1.1100 atau 1.1200.
- Menentukan take profit berdasarkan level support atau resistance terakhir. Cara memasang take profit ini membutuhkan kejelian dalam menganalisis chart. Level support dan resistance merujuk pada level di mana pergerakan harga paling mungkin untuk memantul (bounce). Take profit untuk posisi buy harus didasarkan pada level resistance, sedangkan take profit untuk posisi sell harus didasarkan pada level support yang berada di bawah harga entry. Contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Setelah level harga untuk take profit itu ditentukan, trader bisa langsung mencantumkannya pada formulir order yang sama dengan saat open posisi. Atau jika ingin menambahkan take profit setelah open posisi, maka cukup klik kanan mouse pada catatan transaksi open posisi terkait. Anda akan menemukan opsi modifikasi order. Isi formulir dengan level harga take profit yang ditentukan, lalu klik OK.
Pengertian Trailing Stop
Apabila trader merasa stop loss dan take profit terlalu kaku, maka trailing stop dapat menjadi opsi terbaik yang lebih fleksibel. Apa itu trailing stop? Trailing stop adalah suatu tipe order di mana stop loss tidak ditentukan pada suatu level harga tertentu, melainkan terus berubah-ubah mengikuti pergerakan harga pasar. Berikut ini gambarannya.
Seorang trader memperkirakan EUR/USD akan meningkat sampai kisaran 1.1200, sehingga membuka posisi buy EUR/USD pada harga 1.0979. Namun ia juga khawatir kalau harga benar-benar naik, tapi tidak mencapai 1.1200. Bagaimana solusinya? Trader memasang trailing stop dengan jarak 20 pips.
Trailing stop akan “mengunci” profitĀ setiap kali harga naik sebanyak 20 pips. Pertama ketika harga naik dari 1.0979 menjadi 1.0999, kemudian ketika naik lagi jadi 1.1019, naik lagi ke 1.1039, dan seterusnya. Bagaimana jika pergerakan harga sudah mencapai 1.1045, kemudian berbalik turun? Dalam situasi itu, maka posisi trading akan langsung ditutup pada level 1.1039. Trader tidak mencapai target, tetapi berhasil mengamankan profit sebanyak 60 pips.
Cara memasang trailing stop ini pada Metatrader 4 (MT4) atau Metatrader 5 (MT5) sangat mudah. Cukup tunggu hingga posisi trading mencapai profit, kemudian klik kanan mouse pada catatan transaksi open posisi terkait. Anda akan menemukan opsi trailing stop. Selanjutnya, tentukan berapa jarak pips yang diinginkan untuk mengunci profit. Sebaiknya trader memasang trailing stop dengan jarak minimum 15 pips atau lebih tinggi, dengan tujuan untuk menghindari close posisi terlalu dini.