Sterling Terguling Meski Bank Sentralnya Naikkan Bunga

Nilai tukar pound sterling melemah di pasar forex dalam perdagangan sesi New York hari Kamis (11/5/2023). Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga untuk ke-12 kalinya dalam rapat kebijakan tadi sore, tetapi pasar malah beramai-ramai ambil untung.

GBP/USD jatuh sekitar 0.9 persen sampai level terendah pada 1.2496. GBP/JPY juga merosot sekitar 0.8 persen sampai menyentuh level terendah sepekan pada 167.83.

Sterling Terguling Meski Bank Sentralnya Naikkan Bunga

Keputusan BoE untuk menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin ke tingkat 4.5 persen hari ini sebenarnya sesuai dengan perkiraan pasar sebelumnya. Bank sentral juga menambahkan estimasi kondisi ekonomi yang lebih baik dalam laporan kebijakannya, termasuk pertumbuhan ekonomi dan kondisi ketenagakerjaan yang lebih tangguh daripada estimasi sebelumnya.

“Perubahan dalam asumsi dasar sedikit condong ke sisi hawkish dan mereka (BoE) menaikkan ekspektasi inflasi dan PDB dan menekankan ketatnya pasar tenaga kerja,” kata Peter Schaffrik, Pakar Strategi Makro Global di RBC Capital Markets.

Segala penilaian positif itu gagal mengerek pound sterling ke rentang yang lebih tinggi. Pasalnya, para trader dan investor memilih untuk ambil untung saat GBP/USD mencapai level tertingginya dalam satu tahun terakhir. Selain itu, beberapa analis pasar menilai situasi ekonomi Inggris dan kurs pound sterling ke depan justru bakal makin menantang.

Baca Juga:   RBA Mensuspensi Tapering, AUD/USD Tumbang

“Banyak berita domestik yang bagus untuk Inggris Raya sekarang sudah diperhitungkan (dalam kurs pound),” kata Shreyas Gopal, Pakar Strategi Deutsche Bank, “Setelah bullish terhadap pound sejak awal tahun ini, kami tak lagi berpikir pound memberikan rasio risk/reward yang atraktif dalam jangka pendek.”

“Mengingat pasar masih memperhitungkan setidaknya satu kenaikan suku bunga (BoE) lagi sebesar 0.25 persen, mungkin masih ada waktu sebelum kita benar-benar melihat jeda (siklus pengetatan moneter BoE). Dengan peningkatan prakiraan pertumbuhan, kemungkinan resesi akan dihindari dalam waktu dekat. Namun, semakin banyak kenaikan suku bunga BoE, pemotongan (suku bunga) yang lebih besar dan lebih cepat (semakin) mungkin terjadi. Ini akan mengakibatkan pelemahan Sterling dan yield obligasi Inggris dalam jangka menengah,” papar Ed Hutchings dari Aviva Investors.

Klik icon-icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Tinggalkan sebuah Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

DISCLAIMER :
  • Segala Informasi dan data dibuat sebaik mungkin namun tidak menjamin 100% keakuratannya.
  • Semua Artikel/Materi yang dihadirkan untuk tujuan edukasi.
  • Analisa.Forex Tidak mengajak ataupun mengharuskan untuk bertrading forex. forex, CFD, komoditas trading adalah beresiko tinggi, segala keputusan dan kerugian adalah tanggung jawab Anda (pengunjung/pembaca) sendiri.
  • Tidak menjamin kualitas ataupun kredibilitas atas link ke luar(pihak ketiga) berupa iklan berbayar, broker review, robot/EA, dsb.
  • Artikel/tulisan di web analisa.forex, boleh dijadikan di copy paste di situs lain, namun berdasarkan etika harus mencantumkan link balik ke situs analisa.forex
Peringatan Resiko : Trading Forex adalah salah satu bisnis online yang beresiko tinggi, jika anda memutuskan untuk menggelutinya pastikan anda berlatih dahulu dengan akun demo atau mencoba trading forex tanpa modal agar memahami betul seluk belum dunia trading online.