GBP/USD meloncat sekitar 0.5 persen sampai level tertinggi pada 1.2450, menyusul rilis data ketenagakerjaan Inggris sesi Eropa hari Selasa (18/4/2023). Meskipun posisinya surut ke kisaran 1.2417 saat memasuki sesi New York, data memproteksi tendensi bullish menjelang perilisan data ekonomi berdampak lebih besar dari Inggris besok.
UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa tingkat pengangguran meningkat dari 3.7 persen menjadi 3.8 persen pada periode Februari 2023. Pengangguran bertambah lebih lanjut sebanyak 28.2k dalam data Claimant Count Change bulan Maret, dua kali lipat dari estimasi konsensus yang hanya dipatok pada 10.2k. Namun, pertumbuhan gaji sangat impresif.
Indeks Pendapatan Rata-Rata dengan Bonus di Inggris terakselerasi sampai 5.9 persen pada periode Februari 2023, sedangkan Tanpa Bonus naik 6.6 persen. Keduanya sama-sama melampaui estimasi konsensus yang masing-masing sebelumnya diperkirakan pada 5.1 persen dan 6.2 persen.
Laju pertumbuhan gaji yang melampaui ekspektasi dapat menahan tingkat inflasi dalam negeri pada tingkat tinggi. Dalam situasi seperti ini, bank sentral Inggris (BoE) berpeluang besar untuk menaikkan bunga lagi.
“Sterling mengalami kenaikan moderat dari data hari ini,” lanjut Turner, “Data pendapatan memberikan kejutan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, itu mendukung kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Bank of England pada Mei.”
“Tak hanya data gaji Januai yang direvisi naik, tetapi data Februari menembus (estimasi) konsensus,” kata Ellie Henderson, ekonom di Investec, “Para pengambil kebijakan juga akan merasa senang dengan tren naik yang nyata dalam partisipasi angkatan kerja. Dalam pengukuran 16-64, partisipasi di pasar tenaga kerja dilaporkan pada 78.9 persen dalam periode tiga bulan yang berakhir pada Februari, sehingga meski masih di bawah tingkat pra-pandemi, tetapi merupakan perbaikan dibandingkan level terendah 78.3 persen yang tercapai pada bulan-bulan musim panas tahun lalu.”
Pelaku pasar berikutnya akan memantau data Inflasi Inggris yang dirilis besok guna mengonfirmasi spekulasi ini. Apabila data inflasi memang lebih tinggi dari ekspektasi, Sterling berpotensi melanjutnya relinya. Namun, data yang lebih lemah mungkin mengikis ekspektasi hawkish pasar atas kebijakan BoE dan menekan sterling.