Sterling Berprospek Negatif Pasca Rilis Inflasi Inggris

Pound sterling melemah tajam seusai perilisan data inflasi Inggris yang mengejutkan kemarin. Nilai tukar terpantau relatif stabil dalam perdagangan hari Kamis ini (25/3/2023), tetapi para analis tetap mewaspadai potensi pelemahan lebih lanjut.

Sterling Berprospek Negatif Pasca Rilis Inflasi Inggris

UK Office for National Statistics (ONS) kemarin melaporkan bahwa laju inflasi Inggris tumbuh 1.2 persen (month-over-month) pada periode April 2023, atau terakselerasi dibandingkan estimasi konsensus yang hanya sebesar 0.8 persen. Laju inflasi inti bulanan juga melambung 1.3 persen, padahal konsensus sebelumnya mengharapkan perlambatan tipis menjadi 0.8 persen dari 0.9 persen pada Maret.

Data inflasi yang terus membubung tinggi langsung mengerek ekspektasi kenaikan suku bunga Inggris. Pelaku pasar bahkan memperkirakan bank sentral Inggris (BoE) mungkin harus menaikkan bunga dari 4.5 persen saat ini sampai lebih dari 5 persen, demi mengendalikan tekanan inflasi.

Masalahnya, tingkat suku bunga setinggi itu tidaklah kondusif bagi perekonomian. Ekonomi Inggris yang jatuh-bangun selama beberapa tahun belakangan ini terancam terjerumus dalam jurang resesi yang panjang apabila harus berhadapan dengan duo tingkat suku bunga dan inflasi yang sangat tinggi dalam kurun waktu bersamaan.

Baca Juga:   USD / CAD Rendah Setelah Data Perdagangan , Pada Laporan Dewan Komisaris

Pertimbangan tersebut mengakibatkan kurs pound sterling terjun bebas seusai rilis data inflasi kemarin. Padahal, data inflasi yang tinggi biasanya diikuti oleh penguatan nilai tukar.

“Mengapa GBP tidak mengikuti kejutan suku bunga/data menyusul (rilis data) inflasi CPI?” kata Jordan Rochester, pakar strategi FX di Nomura, “Inflasi yang susah turun di Inggris akan memperpanjang masa kenaikan suku bunga BoE = pertumbuhan lebih rendah, (sehingga) arus dana masuk ke Inggris berkurang.”

“Bisa dikatakan bahwa sterling kembali ke (daftar) pengawasan negatif,” kata John Hardy dari Saxo Bank, “GBP telah mengabaikan selisih bunga beberapa kali sebelumnya pada masa krisis sejak referendum Uni Eropa 2016 dan itu benar… Suatu perekonomian yang mengalami stagflasi membuat otoritas moneter dan fiskal terkunci tanpa ruang untuk manuver.”

Sebagian analis berpendapat laju inflasi Inggris tetap akan turun dalam tahun ini, sehingga bank sentral Inggris tak benar-benar harus menaikkan bunga setinggi perkiraan pasar. Namun, dalam skenario itu pun, pound sterling tetap kehilangan daya saingnya terhadap mata uang mayor lain yang memiliki latar belakangn fundamental lebih baik.

Klik icon-icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Tinggalkan sebuah Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

DISCLAIMER :
  • Segala Informasi dan data dibuat sebaik mungkin namun tidak menjamin 100% keakuratannya.
  • Semua Artikel/Materi yang dihadirkan untuk tujuan edukasi.
  • Analisa.Forex Tidak mengajak ataupun mengharuskan untuk bertrading forex. forex, CFD, komoditas trading adalah beresiko tinggi, segala keputusan dan kerugian adalah tanggung jawab Anda (pengunjung/pembaca) sendiri.
  • Tidak menjamin kualitas ataupun kredibilitas atas link ke luar(pihak ketiga) berupa iklan berbayar, broker review, robot/EA, dsb.
  • Artikel/tulisan di web analisa.forex, boleh dijadikan di copy paste di situs lain, namun berdasarkan etika harus mencantumkan link balik ke situs analisa.forex
Peringatan Resiko : Trading Forex adalah salah satu bisnis online yang beresiko tinggi, jika anda memutuskan untuk menggelutinya pastikan anda berlatih dahulu dengan akun demo atau mencoba trading forex tanpa modal agar memahami betul seluk belum dunia trading online.