Rusia pilih Rubel, pasar Dolar AS dipastikan tergerus. Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia mengatakan jika negaranya kini memilih untuk menggunakan mata uang Rubel.
Menurut Menlu Sergey Lavrov, Rusia sudah memutuskan untuk lebih menggunakan mata uang nasional mereka dalam kegiatan perdagangan dengan negara mitra.
Hal ini diungkapkan oleh Menlu Rusia tersebut setelah Kenya berencana untuk melakukan pembayaran ekspor minyak dengan menggunakan mata uang lokal.
Pukulan Telak Bagi Dolar AS
Keputusan Rusia untuk menggunakan mata uang Rubel ini tentu saja akan menjadi sebuah pukulan telak bagi Dolar AS.
Sebuah laporan dari Bitcoin News mengatakan jika meningkatnya volume pada sektor perdagangan Rusia akan membuat transisi menggunakan Rubel menjadi lebih praktis.
Posisi Dolar AS semakin terpojok. Pasalnya, Lavrov juga mengungkapkan jika tren ini tak hanya berkembang di negara Afrika saja,namun berkembang hingga Amerika Latin, dan Asia.
Apa yang dilakukan Rusia ini nampaknya akan mulai menjalar ke negara pendukung aliansi BRICS lainnya untuk melakukan hal serupa.
Luiz Inacio Lula da Silva belum lama ini mengungkapkan jika pihaknya tengah menyusun sistem pembayaran selain dolar AS atau Euro.
Presiden Brasil tersebut yakin jika sistem tersebut bisa terlaksana melalui kesepakatan dengan para negara anggota aliansi BRICS.
Di kesempatan lain, PM Rusia, Alexey Overchuk mengungkapkan jika kini mereka sudah semakin dekat dengan upaya dedolarisasi di dalam Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).***