Negosiasi pagu utang pemerintah AS berlangsung alot. Gedung Putih dan partai Republik belum juga mencapai kesepakatan mengenai masalah krusial ini meski tenggat waktu pada tanggal 1 Juni sudah semakin dekat. Padahal apabila batas utang saat ini yang sebesar $31.4 triliun telah tertembus, Amerika Serikat terancam menghadapi penurunan peringkat utangnya beserta dampak ekonomi lain yang dapat menular ke seluruh dunia.
Peringkat utang adalah penilaian yang dilakukan oleh Lembaga Pemeringkat untuk menggambarkan kondisi keuangan atau kemampuan suatu penerbit obligasi dalam menunaikan kewajibannya. Obligasi pemerintah suatu negara yang berperingkat tinggi biasanya menggambarkan kondisi ekonomi yang prima dan kekuatan keuangan yang tangguh, sehingga obligasinya akan laris manis meskipun memiliki kupon yang relatif rendah. Sebaliknya, pasar biasanya kurang tertarik membeli obligasi yang berperingkat rendah dan pemerintahnya harus menawarkan kupon lebih tinggi kepada investor.
Pemerintah Amerika Serikat selama ini menikmati privilese peringkat utang yang sangat tinggi, atau bahkan sempurna, dari berbagai Lembaga Pemeringkat Utang terkemuka. Namun, pekan ini lembaga-lembaga itu memeringkatkan akan menurunkan peringkat utang AS apabila kesepakatan tak segera tercapai.
Fitch saat ini melabeli obligasi AS dengan peringkat AAA (tingkat tertinggi). Namun, mereka baru-baru ini memasukkan peringkat utang AS dalam daftar pengawasan negatif. Daftar ini berisi entitas-entitas yang kemungkinan akan mengalami penurunan peringkat dalam waktu dekat.
Moody’s juga telah lama memberikan peringkat “Aaa” dengan outlook stabil untuk obligasi pemerintah AS –tingkat tertinggi dalam sistem pemeringkatannya. Namun, mereka mengingatkan bahwa pernyataan publik dari para anggota parlemen AS selama negosiasi dapat memicu perubahan penilaian atas utang AS bahkan sebelum default benar-benar terjadi.
S&P Global telah menurunkan peringkat utang AS dari tingkat tertinggi “AAA” ke “AA-plus” pada tahun 2011. Pada saat itu, AS juga diramaikan oleh kericuhan terkait masalah plafon utang pemerintah yang mirip dengan saat ini. Meskipun Amerika Serikat tak benar-benar mengalami default pada tahun 2011, S&P Global belum menaikkan peringkat utang AS lagi sampai sekarang. Mereka beralasan penurunan peringkat itu sesuai dengan meningkatnya polarisasi politik AS dan minimnya langkah-langkah untuk merapikan outlook fiskal.
Tarik-ulur plafon utang AS memicu aksi jual besar-besaran di bursa saham Wall Street. Kendati demikian, kurs dolar AS malah menguat lantaran para investor “cari aman” dalam mata uang safe haven ini. Saat berita ditulis pada pertengahan sesi New York hari Jumat (26/5/2023), indeks dolar AS (DXY) bertengger pada level tertingginya sejak 17 Maret lalu.