Tren GBP/USD bertransformasi dari bearish menjadi defensif dalam perdagangan hari Jumat (26/5/2023), menyusul rilis data penjualan ritel Inggris yang menggembirakan. Pound sterling juga menekan euro, sehingga pasangan mata uang EUR/GBP kembali bergerak menuju level terendahnya sejak Desember.
UK Office for National Statistcs (ONS) tadi sore melaporkan penjualan ritel seantero Inggris Raya telah meningkat 0.5 persen (month-over-month) pada bulan April 2203, atau mengungguli estimasi konsensus yang dipatok pada 0.4 persen saja. Angka tersebut juga menandakan adanya perbaikan dibandingkan kinerja -1.2 persen pada bulan Maret.
Peningkatan penjualan ritel dipimpin oleh kelompok barang non-volatile, terlihat dari pertumbuhan data inti yang mencapai 0.8 persen (month-over-month). Para peritel Inggris mengatakan bahwa cuaca yang lebih baik melatarbelakangi penjualan yang lebih laris.
Para analis menyambut hangat data-data ini, karena menandakan situasi ekonomi Inggris kemungkinan tak akan memburuk separah perkiraan sebelumnya. Kendati demikian, data-data ekonomi berikutnya perlu terus dipantau untuk memastikan apakah perkembangan aktual mengarah pada kinerja yang makin positif atau justru makin negatif seiring dengan tingginya tingkat suku bunga acuan.
“Kenaikan dalam penjualan ritel (Inggris) pada April akan disambut baik oleh para peritel Inggris. Kenaikan gaji mengimbangi sejumlah tekanan biaya hidup, sehingga membantu para konsumen merasa lebih baik. Akan tetapi, kenaikan tingkat pengangguran pada akhir tahun ini dapat meredam kepercayaan (konsumen Inggris) lagi,” kata Emma Mogford, seorang manajer investasi di Premier Miton Monthly Income Fund.
“Tak ada (seorang pun) yang akan melihat data-data ini dan mengklaim konsumen merasa gembira. Namun, di saat yang sama, prediksi bencana ekonomi Inggris pada tahun 2023 terbukti sangat melenceng,” kata Charlie Huggins, Manajer Quality Shares Portfolio di Wealth Club, “Kekhawatirannya adalah (dampak) suku bunga yang lebih tinggi belum benar-benar menggigit. Banyak orang masih duduk manis dengan hipotek berbunga tetap. Ketika mereka melakukan refinancing, mereka akan menemukan bahwa pendapatan disposabel mereka turun secara signifikan. Pada saat itu para peritel mungkin benar-benar mulai merasakan kesulitan, terutama jika tekanan inflasi tetap tinggi.”