Sejak bulan April 2020 kemarin, pemerintah Jepang telah menyalurkan dana tunai sebagai bantuan sekitar 100.000 Yen Jepang sekitar $930 untuk setiap rumah tangga. Namun apakah Jepang telah mengikuti seperti Amerika Serikat yang menghabiskan dana itu ke aset Cryptocurrency ? berdasarkan data dari tiga pertukaran Cryptocurrency utama Jepang, menampilkan fakta bahwa mungkin hal itu tidak terjadi di Jepang.
Pada sebuah laporan terbaru dari seorang ahli analisa pasar Bitbank Exchange yaitu Yuya Hasegawa, ada beberapa penyimpangan pada bulan Juni pada masalah simpanan namun secara keseluruhan menyimpulkan bahwa pembayaran bantuan virus Corona tidak menghasilkan perubahan yang besar pada perilaku investor bidang Crypto di Jepang.
Ada beberapa perubahan normal seperti jumlah setoran 100.000 Yen dari para investor yang memiliki usia 40 an tahun lebih tinggi 36% dibandingkan investor 20 an tahun pada dua bulan terakhir. Jumlah deposito 100.000 Yen dari para investor umur 50 an tahun juga naik di atas 35%.
Namun Hasegawa berpendapat bahwa itu perubahan yang kecil untuk bisa mengubah perilaku investor secara keseluruhan dengan jalan yang signifikan. Dengan membandingkan jumlah simpanan untuk bulan Juni, dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan jumlah yang sama dari volume Bitcoin bulanan di masa lalu. Dia melihat:
“Jumlah simpanan dan tingkat kenaikan terlalu kecil untuk disimpulkan bahwa jumlah investor Jepang memanfaatkan cek stimulus mereka untuk membeli Crypto.”
BitFlyer dan Coincheck Memeriksa Stimulus
Dilansir dari Cointelegraph, pertukaran Bitflyer dan Coincheck melakukan pemeriksaan mengenai setoran 100.000 Yen tersebut sejak bulan April. Pada umumnya hasilnya memberikan konfirmasi bahwa pembayaran stimulus tidak banyak memberikan dampak pada pembelian aset Crypto.
BitFlyer membandingkan pada bulan Februari, April, Mei dan juga Juni. Setoran 100.000 Yen hanya naik dari 1,1 menuju ke 1,2 kali pada bulan April sampai Juni. Tingkatan itu sangat kecil dan tidak bisa dikatakan bahwa stimulus dilarikan ke dalam aset Crypto.
Hasegawa mengungkapkan karakter warga AS dan Jepang berbeda. Warga Jepang hnya mengalokasikan 15% untuk produk keuangan. Sementara itu warga AS dan Uni Eropa mengalokasikan dana ke produk keuangan dengan jumlah yang lebih besar.
Tagged with: Bitcoin • blockchain • BoJ • BTC • Crypto • cryptocurrency • ETH • Ethereum • Jepang • Kripto • Ripple • Stimulus Ekonomi • virus Corona • XRP