Satu kelompok penelitian dari Sophos memberikan pernyataan bahwa ada peretas yang menggunakan jaringan blockchain Bitcoin. Jaringan tersebut dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas komunikasi antar peretas secara rahasia. Peretas tersebut adalah yang berada di balik malware cryptojacking dan juga Glupteba.
Berdasarkan sebuah laporan tertanggal 24 Juni kemarin, para pelaku kejahatan Cyber ternyata sangat bergantung pada pusat komando dan kontrol. Karena itu adalah tempat bagi mereka untuk melakukan pengiriman pesan secara rahasia dan terenkripsi yang membutuhkan kunci dekripsi AES 256-bit.
Pesan Terenkripsi Untuk Memperbarui Malware
Tujuan dari digunakannya sebuah saluran komunikasi rahasia adalah agar para pelaku kejahatan Cyber itu bisa menerima informasi mengenai konfigurasi terbaru untuk malware yang mereka tanamkan kepada para korban. Data tersebut digunakan oleh para penyerang untuk menerima bagaimana instruksi yang tepat dan bisa melakukan pembaruan perangkat lunak yang berbahaya tersebut.
Sementara itu malware Glupteba adalah dikenal sebagai zombie atau robot perangkat lunak yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Malware ini memiliki berbagai macam fungsi seperti rootkit, penekan keamanan, serangan router, virus, pencurian peramban dan juga cryptojacking. Kemudian SophosLabs memberikan beberapa penjelasan mengenai fitur tersebut:
“Glupteba memanfaatkan fakta bahwa pada transaksi Bitcoin dicatatkan di dalam blockchain Bitcoin yang merupakan catatan publik dari transaksi an tersedia dari berbagai macam sumber. Dan bisa diakses secara tidak diduga dari sebagian besar jaringan. Transaksi Bitcoin sebenarnya tidak melulu soal uang, mereka bisa memasukkan bidang return atau op_return yang mana itu adalah komentar sampai 8 karakter”
Perusahaan tersebut juga memberikan peringatan bahwa malware bisa saja memanfaatkan fitur tersebut untuk bisa mengkomersilkannya. Peneliti utama dari SophosLabs mengatakan bahwa:
“Saya akan mengatakan bahwa para penyerang Glupteba berusaha terus memasarkan diri mereka sebagai penyedia layanan pengiriman malware dan penyedia layanan kepada para pembuat malware lain yang menghargai ketahanan, kerahasian dan kecepatan seperti ransomware.”
Tapi ini bukan merupakan kasus pertama kali dimana jaringan blockchain dimanfaatkan untuk melakukan pengiriman pesan di ruang Crypto. Pada 25 Mei lalu, pesan ditandatangani oleh 145 dompet yang berisi beberapa BTC dan disebut oleh Craig Wright sebagai pembohong dan penipu.
Tagged with: Bitcoin • blockchain • BTC • Crypto • cryptocurrency • ETH • Ethereum • hacker • hacking • Kripto • malware • Ripple • XRP