Indeks dolar AS (DXY) selip tipis lalu bangkit lagi dalam rentang terbatas di bawah 103.50-an pada perdagangan hari Senin (22/5/2023). Pelaku pasar terus memantau pidato para pejabat teras bank sentral AS pekan ini, setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengirim sinyal dovish pada hari Jumat lalu. Selain itu, isu plafon utang AS masih menjadi risiko besar yang membayangi dalam jangka pendek.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kondisi kredit yang lebih ketat di negeri Paman Sam dapat mencegah bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi. Pasar menganggap pernyataan itu sebagai isyarat keengganan Powell untuk menaikkan bunga lagi pada rapat FOMC bulan Juni, sehingga kurs dolar AS melemah pada akhir sesi New York pekan lalu.
Kurs dolar AS baru menguat kembali pada pertengahan sesi New York hari ini, setelah beberapa pejabat The Fed mengungkapkan pandangan hawkish mereka. Presiden The Fed St Louis, James Bullard, mengatakan The Fed mungkin perlu menaikkan bunga sebanyak 50 basis poin lagi dalam tahun ini. Sedangkan Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan masih mempertimbangkan apakah akan memilih untuk menaikkan bunga atau tak mengubahnya pada rapat bulan Juni.
Ketegangan dalam negosiasi plafon utang AS turut menyokong greenback. Negosiasi antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pekan lalu berakhir nihil, karena kubu Republik melakukan walk-out. Kedua pihak berkomunikasi lagi via telepon pada hari Minggu, kemudian sepakat untuk melanjutkan diskusi pada Senin ini.
Mayoritas ekonom yakin Amerika Serikat pada akhirnya akan mencapai kesepakatan mengenai plafon utang baru. Namun, negosiasi mungkin akan berkepanjangan sampai dengan detik-detik terakhir menjelang tenggat waktu pada tanggal 1 Juni.
“Jumat mengalami sedikit kemunduran, tetapi ada sedikit lebih banyak optimisme setelah akhir pekan,” ujar Francesco Pesole, pakar strategi FX di ING, “Pasar memperkirakan sebuah kesepakatan tentang batas utang, dan pada saat yang sama, The Fed menampik pemangkasan suku bunga, sehingga pada akhirnya akan terbukti positif bagi dolar.”