Harga Bitcoin (BTC) naik tajam mencapai US$27.000 selama krisis perbankan di Amerika Serikat. Pada saat yang sama, kapitalisasi pasar kripto meningkat menjadi 1.160 triliun USD, dan dominasi Bitcoin mencapai 45,4%. Di sisi lain, kebijakan Federal Reserve, Departemen Keuangan AS, dan FDIC untuk mendukung simpanan di bank tertentu menguatkan pasar kripto.
Harga aset kripto lain juga naik, seperti ETH dan BNB yang naik masing-masing sebesar 21% dan 22% selama seminggu terakhir. Faktor peningkatan nilai ini tidak hanya disebabkan oleh krisis perbankan, tetapi juga oleh tindakan Federal Reserve yang menghapus Quantitative Tightening (QT) dalam waktu singkat dan kini melakukan Quantitative Easing (QE). QE memicu inflasi, dan jika QT dirancang untuk menurunkan inflasi, maka kebijakan QE justru akan meningkatkannya.
Selama satu tahun terakhir, The Fed terus menaikkan suku bunga acuannya, sehingga imbal hasil pinjaman dan deposito meningkat. Namun, kenaikan suku bunga ini juga berdampak pada perbankan, terutama pada bank kecil yang memiliki kredit tertinggal. Selain itu, perbankan juga terkena imbas dari penurunan harga saham yang terjadi di pasar keuangan global.
Untuk mengatasi krisis ini, Federal Reserve melakukan beberapa tindakan, seperti memberikan tambahan pinjaman senilai US$153 miliar melalui program lama yang disebut discount window, dan merilis program pinjaman Bank Term Funding Program (BTFP). Program ini memungkinkan lembaga keuangan untuk mengirim obligasi sebagai jaminan dan meminjamnya, daripada harus menjualnya.
Namun, kebijakan The Fed ini menghadirkan efek samping, seperti inflasi. Inflasi yang meningkat dapat menurunkan nilai tukar mata uang dan meningkatkan harga aset lainnya, termasuk Bitcoin. Oleh karena itu, pasar kripto dapat menjadi alternatif investasi yang menarik bagi investor saat terjadi krisis perbankan.
Kesimpulannya, harga Bitcoin naik saat krisis perbankan terjadi di Amerika Serikat, bukan hanya karena faktor krisis itu sendiri, tetapi juga karena kebijakan yang diambil oleh Federal Reserve dan lembaga keuangan lainnya. Di tengah situasi ini, pasar kripto bisa menjadi pilihan investasi yang menarik bagi para investor untuk menghindari inflasi yang bisa terjadi akibat kebijakan yang diambil oleh Federal Reserve.