Kemelut Ekonomi China Menyokong Penguatan Dolar

Indeks dolar AS (DXY) menguat sekitar 0.4 persen ke kisaran 106.92 dalam perdagangan sesi Asia dan Eropa hari Selasa (16/8/2022). Data ekonomi China yang buruk telah membangkitkan aksi risk-off sejak awal pekan, sehingga mengatrol aset safe haven seperti dolar AS.

Kemelut Ekonomi China Menyokong Penguatan Dolar

Beberapat indikator ekonomi makro China terbukti mengalami pertumbuhan yang lebih lamban pada periode Juli 2022. Dalam rangka mencegah perlambatan lebih lanjut, bank sentral China (PBOC) memutuskan untuk menurunkan suku bunga pinjaman.

Langkah tersebut langsung berimbas luas di pasar forex, meruntuhkan nilai tukar yuan dan mata uang mitra dagang terdekat China -khususnya dolar Australia dan dolar New Zealand-. Beberapa mata uang lain yang memiliki latar belakang makro cukup lemah juga ikut terpukul, sementara ekuitas global cenderung lesu.

“Gambaran pertumbuhan AS masih utuh, tetapi gambaran global secara keseluruhan tetap rapuh, dikarenakan kekhawatiran terkait China, dan itu meredam sentimen risiko serta mencederai Aussie dan beberapa mata uang berisiko negara berkembang,” kata Sim Moh Siong, pakar strategi mata uang di Bank of Singapore.

Baca Juga:   Euro Naik Karena Optimisme Dana Pemulihan Uni Eropa

Berlawanan dengan bank sentral China yang langsung menurunkan suku bunga di tengah ancaman perlambatan ekonomi, para pejabat Federal Reserve AS teguh mempromosikan kenaikan suku bunga meskipun terancam risiko resesi. Menurut The Fed, inflasi yang semakin tinggi dan berakar merupakan ancaman yang lebih penting untuk diprioritaskan daripada risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Bagi para trader dan investor, proyeksi suku bunga The Fed yang tetap bullish menjadi insentif tambahan ekstra untuk “mengamankan” dana dalam dolar AS. Alhasil, greenback melanjutkan relinya lagi.

“Para pejabat The Fed tak punya pilihan kecuali bersuara tegas menghadapi pasar tenaga kerja yang sangat ketat dan inflasi yang terlalu tinggi,” kata Kit Juckes, kepala strategi FX di Societe Generale, “Sukar membangun alasan yang meyakinkan untuk menjual dolar di dunia yang seperti itu.”

Saat berita ditulis, EUR/USD dan GBP/USD masing-masing membukukan penurunan harian sekitar 0.3 persen. AUD/USD melemah 0.3 persen lagi sampai sekitar ambang 0.7000, setelah sempat anjlok lebih dari 1 persen pada hari Senin.

Klik icon-icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Tinggalkan sebuah Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

DISCLAIMER :
  • Segala Informasi dan data dibuat sebaik mungkin namun tidak menjamin 100% keakuratannya.
  • Semua Artikel/Materi yang dihadirkan untuk tujuan edukasi.
  • Analisa.Forex Tidak mengajak ataupun mengharuskan untuk bertrading forex. forex, CFD, komoditas trading adalah beresiko tinggi, segala keputusan dan kerugian adalah tanggung jawab Anda (pengunjung/pembaca) sendiri.
  • Tidak menjamin kualitas ataupun kredibilitas atas link ke luar(pihak ketiga) berupa iklan berbayar, broker review, robot/EA, dsb.
  • Artikel/tulisan di web analisa.forex, boleh dijadikan di copy paste di situs lain, namun berdasarkan etika harus mencantumkan link balik ke situs analisa.forex
Peringatan Resiko : Trading Forex adalah salah satu bisnis online yang beresiko tinggi, jika anda memutuskan untuk menggelutinya pastikan anda berlatih dahulu dengan akun demo atau mencoba trading forex tanpa modal agar memahami betul seluk belum dunia trading online.