EUR/USD terus meniti tren bearish yang terbentuk sejak awal bulan ini hingga menyentuh level terendah dua bulan pada 1.0707 dalam perdagangan hari Kamis (25/5/2023). Sejumlah pakar bahkan memperkirakan euro terancam melemah lebih lanjut hingga mencapai titik support penting berikutnya secara teknikal.
Meera Chandan, Pakar Strategi FX Global di JP Morgan, mengatakan bahwa nilai tukar EUR/USD kemungkinan bakal menguji level 1.05. Pasalnya, perlambatan momentum pertumbuhan dapat memicu perpindahan pelaku pasar ke posisi yang lebih defensif.
Prediksi ini berkaitan dengan keputusan JP Morgan untuk menurunkan proyeksi ekonomi China. Sebagaimana diketahui, euro cukup sensitif terhadap prospek pertumbuhan di negeri ekonomi terbesar kedua di dunia itu –sedangkan dolar malah lebih unggul saat sentimen negatif merebak.
“Sinyal pertumbuhan belum benar-benar defensif, tetapi perubahan baru-baru ini membuka pintu bagi dolar untuk lebih bebas merespons kekhawatiran akhir siklus dan perdagangan carry,” kata Chandan.
Meera Chandan mengakui bahwa revisi turun sebesar 0.5 persen atas proyeksi pertumbuhan China kemungkinan hanya bernilai 1 sen dalam EUR/USD. Namun, ia mengingatkan bahwa penurunan revisi pertumbuhan itu biasanya tidak berdiri sendiri. Apalagi indikator-indikator ekonomi lain juga mengisyaratkan momentum pertumbuhan yang semakin melemah di Zona Euro dan China.
Chandan merekomendasikan pembukaan posisi long USD dan meningkatkan eksposur defensif, terutama dengan membuka posisi short lewat proxy euro (EUR) dan yuan (CNY). Ia juga memprediksi pound sterling (GBP), krona Swedia (SEK), dan dolar New Zealand (NZD) berkinera lebih buruk dibandingkan kombinasi USD dan franc Swiss (CHF).
Penguatan nilai tukar euro sejak awal Maret sampai akhir April lalu menandakan adanya akumulasi posisi long yang cukup banyak pada euro. JP Morgan memperkirakan pelepasan posisi-posisi long ini dapat memicu kemerosotan hingga 4%, sehingga EUR/USD akan menginjak area di bawah 1.06. Setelah itu, akumulasi awal posisi short EUR akan membawanya ke bawah 1.05.
Laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) pada hari Selasa menunjukkan aktivitas sektor manufaktur dan jasa yang sama-sama melemah di Zona Euro. Sektor manufaktur bahkan terus larut dalam kontraksi. Data ekonomi Jerman yang dirilis hari ini juga menunjukkan pertumbuhan negatif untuk kuartal kedua beruntun, sehingga mengonfirmasi telah terjadinya resesi teknikal.