GBP/USD berhasil menerobos ambang 1.2500 dalam perdagangan hari Kamis (13/4/2023), sekaligus membukukan rekor tertingginya sejak Juni 2022. Pasangan mata uang ini tersokong oleh depresiasi dolar AS serta data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris yang sedikit lebih baik daripada ekspektasi pasar sebelumnya.
UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa PDB Inggris tak bertumbuh sama sekali pada bulan Februari 2023. Namun, pertumbuhan PDB untuk bulan Januari direvisi naik dari 0.3 persen menjadi 0.4 persen (Month-over-Month). Pertumbuhan PDB tiga bulan bergulir (3M/3M) juga tercatat meningkat 0.1 persen pada Februari, atau sedikit lebih baik daripada pertumbuhan 0 persen yang diperkirakan oleh konsensus.
Data produksi industri dan manufaktur AS terbaru menunjukkan pertumbuhan minus. Akan tetapi, angka-angkanya mengungguli estimasi konsensus dan mendukung harapan untuk kondisi ekonomi ke depan yang makin baik.
“GBP adalah penampil terbaik yang tak terduga pada kuartal pertama 2023. Setelah bencana 2022, ketika GBP/USD mengalami penurunan lebih dari 20% dari puncak ke lembah, GBP adalah pemenang sejauh tahun 2023 ini,” kata Skylar Montgomery Koning, Pakar Strategi Makro Global Senior di TS Lombard.
“Meskipun tak diragukan lagi bahwa perekonomian Inggris masih tertekan –probabilitas resesi tertinggi kedua diantara negara-negara G10 pada tingkat 75%–, prospek pertumbuhan telah berubah menjadi makin positif,” lanjut Koning, “Hasilnya adalah revisi ekspektasi PDB konsensus menjadi lebih baik, perekonomian telah memberikan kejutan dengan memasuki teritori positif pada awal Maret. Tekanan naik GBP/USD terus berlanjut.”
Sejumlah ekonom bahkan memperkirakan kinerja ekonomi Inggris bisa lebih baik lagi seandainya tak banyak mogok kerja pada Februari lalu. Kendati perekonomian mengalami stagnasi, tetapi sektor konstruksi dan beberapa industri jasa masih cukup sehat.
Samuel Tombs, Kepala Ekonom Britania Raya di Pantheon Macroecononomics, mencatat output sektor swasta meningkat 0.2 persen pada Februari. Sementara itu, output sektor publik dan pertahanan jatuh 1.1 persen gegara mogok kerja para PNS pada 1 Februari.
“Mogok kerja di sektor publik menutupi pemulihan dalam sektor swasta,” kata Tombs, “Mogok oleh para pekerja sektor publik telah menjadi beban signifikan pada PDB (Inggris) di bulan Februari).”