Perilisan data inflasi Amerika Serikat malam ini (12/4/2023) meleset dari ekspektasi, sehingga memicu pelemahan kurs dolar AS di pasar forex. Indeks dolar AS (DXY) melandai ke kisaran 101.60-an, sementara EUR/USD kembali menguji level resistance kunci pada 1.1000.
Laju inflasi AS pada bulan Maret 2023 merosot tajam sampai menyentuh tingkat terendahnya dalam dua tahun terakhir. Data inflasi konsumen utama hanya bertumbuh 0.1 persen (Month-over-Month). Pertumbuhan inflasi tahunan pun terseret turun dari 6.0 persen ke 5.0 persen, padahal konsensus sebelumnya hanya memperkirakan penurunan sampai 5.2 persen.
Di saat yang sama, laju inflasi inti meningkat sesuai ekspektasi. Inflasi inti tercatat tumbuh 0.4 persen (Month-over-Month), atau meningkat dari 5.5 persen ke 5.6 persen dalam basis tahunan.
Data-data inflasi seperti ini selaras dengan hasil laporan Non-farm Payroll pekan lalu, yakni mendukung prospek satu kali kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan depan. Sedangkan prospek kebijakan The Fed setelahnya masih sukar diprediksi, karena laju inflasi tampaknya bakal terus menurun dalam bulan-bulan mendatang.
“Yang paling penting, kita mulai melihat tren penurunan dalam inflasi hunian yang sesuai dengan harapan kami dan The fed,” kata Andrew Patterson, ekonom senior Vanguard, sebagaimana dilansir oleg The Financial Times, “Itu akan sangat membantu menurunkan inflasi sepanjang sisa tahun ini.”
Patterson memperkirakan inflasi inti di AS akan berada pada kisaran 3% pada akhir tahun, baik dalam skenario The Fed menaikkan bunga lagi ataupun memangkas suku bunga. Perkiraan tersebut setara dengan estimasi sebelum perilisan data inflasi AS kali ini.
Laporan secara keseluruhan tak memberikan konfirmasi yang dibutuhkan oleh pasar untuk melepas dolar AS dalam skala lebih besar dari sebelumnya. Akibatnya, pelemahan dolar AS pun masih cenderung terbatas dan EUR/USD terkoreksi lagi setelah sempat mengunjungi level 1.1000.
Pelaku pasar berikutnya akan mencermati notulen rapat FOMC Maret lalu yang dirilis dalam beberapa jam ke depan, serta data penjualan ritel AS besok. Keduanya sama-sama dapat memberikan petunjuk tentang prospek kebijakan The Fed dan mempengaruhi kurs dolar AS.