Lantaran inflasi AS memburuk, BTC akhirnya bangkit lagi setelah sempat terjerembab hingga berada di bawah level 30.000 USD.
Tren pergerakan positif dari BTC ini tak ayal membuat para pelaku pasar berharap jika tren bullish akan kembali berlanjut lagi setelah awal tahun yang bagus.
Sebelumnya, para investor tengah harap harap cemas akan terjadi fenomena terhadap harga BTC yang mengalami dorongan jual yang sangat kuat.
Harga Kripto Naik 2,5 Persen
Laporan mengenai menukiknya inflasi di AS disambut positif oleh pasar mata uang kripto. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Market Watch, harga mata uang kripto utama terkerek.
Salah satunya adalah Bitcoin yang mampu naik signifikan hingga 2,5 persen hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir pasca rilisnya data inflasi AS.
Kini BTC diperdagangkan hingga menyentuh nilai 28.500 USD dari semula yang terpaku pada kisaran 27.000 USD.
Bahkan menurut Alex Kuptsikevich selaku analis dari FxPro menyebut jika BTC akan mampu terkerek hingga menyentuh angka 30.000 USD.
Disisi lain, pasar saham AS justru mengalami dinamika yang beragam. S&P500 dan Nasdaq mampu melesat meninggalkan DJIA.
Salah satu penyebabnya adalah sambutan positif pasar saham dari sektor teknologi yang justru mengalami kenaikan pasca bobroknya inflasi AS.
Seperti yang diketahui bersama, data inflasi AS terbaru tercatat mengalami penurunan sebesar 0,5 menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 5 persen.
Kendati demikian, perdagangan mata uang kripto menjadi semakin tak bisa ditebak. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai kripto, termasuk suku bunga dan inflasi AS.***