Hadapi regulasi menyulitkan, masa depan stablecoin dipertaruhkan apakah bisa tetap bertahan atau justru harus mengibarkan bendera putih.
Setidaknya hal inilah yang diungkapkan oleh analis kenamaan untuk pasar kripto, JP Morgan beberapa waktu yang lalu setelah mencermati kondisi terkini stablecoin.
Hal ini tak lepas dari upaya negara barat untuk bisa mempersempit atau bahkan menyingkirkan mata uang kripto dari negara mereka dengan regulasi.
Yang terbaru adalah Kanada yang membuat salah satu bursa kripto terbesar di dunia, Binance undur diri dari negara tersebut lantaran regulasi mengenai kripto yang tak memihak.
Masa Depan Stablecoin Masih Abu-abu
Meski pasar kripto tahun 2023 lebih bagus daripada tahun 2022, dimana dua pemain besar, FTX dan Terra Luna tumbang, namun hambatan yang diterima semakin besar.
Hambatan tersebut datang dari regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menekan mata uang kripto sebagai imbas merosotnya mata uang dari negara tersebut.
Regulator Amerika pun langsung memberikan pengawasan ekstra pada kripto, terlebih lagi untuk basis platform. Binance menjadi salah satu yang terdampak.
Nikolaos Panigirtzoglou selaku analis dari JP Morgan pun mengungkapkan kekhawatiran yang besar terhadap masa depan dari pasar stablecoin.
Tekanan dari regulasi Amerika yang terkait dengan krisis perbankan ditambah lagi dengan keruntuhan FTX membuat stablecoin goyang.
Meskipun tahun 2023 kripto mengalami peningkatan, namun secara umum kapitalisasi pasar mata uang kripto turun dari 1,26 triliun USD menjadi 1,089 triliun USD pada bulan lalu.***