Duet EUR/USD tertindih pada kisaran 1.0550 pada pertengahan sesi New York hari Rabu ini (8/2/2023), level yang sama dengan harga penutupannya kemarin. Dua faktor menekan sang Single Currency, yakni pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang lebih hawkish serta data pertumbuhan Zona Euro yang mengecewakan.
Laporan preliminer dari Eurostat tadi sore melaporkan bahwa Gross Domestic Product (GDP) Zona Euro bertumbuh 0% (Quarter-over-Quarter) pada kuartal keempat tahun 2022. Padahal, konsensus mengharapkan perekonomian Zona Euro setidaknya tumbuh tipis 0.1% dalam periode tersebut.
Stagnasi dalam pertumbuhan kuartalan menyeret data GDP tahunan dari 2.3% turun sampai 1.8%. Para analis memandang situasi ini sebagai alarm tanda bahaya.
“GDP Zona Euro yang mengalami stagnasi itu lebih buruk daripada kelihatannya,” kata Bert Colijn, ekonom senior untuk Zona Euro di ING Bank,”Data investasi dan konsumsi rumah tangga yang lemah menunjukkan bahwa pembangunan yang melandasinya lebih lemah daripada ekspektasi, (sehingga) meningkatkan kekhawatiran tentang kinerja ekonomi Zona Euro.”
Colijn memaparkan lebih lanjut betapa rincian data GDP menunjukkan situasi yang suram. Konsumsi rumah tangga pada kuartal keempat tahun 2022 mengalami penurunan paling tajam sejak awal berdirinya Zona Euro pada 1999. Para ekonom lain menyoroti masalah yang sama.
“Dalam pandangan kami, sinyal penting dari data ini adalah pelemahan yang luas dan substansial dalam permintaan domestik,” kata Mark Cus Babic, Ekonom Eropa di Barclays.
“Sudah ada beberapa sinyal positif dalam beberapa bulan terakhir, tetapi pengetatan kebijakan (moneter ECB) kemungkinan mendorong Zona Euro memasuki resesi tahun ini,” kata Jack Allen-Reynolds, Deputi Kepala Ekonom Zona Euro di Capital Economics.
Berbagai kekhawatiran itu menekan nilai tukar euro di pasar forex. Bukan hanya EUR/USD yang stagnan hari ini, melainkan juga EUR/GBP dan EUR/JPY.
Pelaku pasar berikutnya akan terus memantau data-data ekonomi Zona Euro, sembari memerhatikan perkembangan seputar spekulasi suku bunga The Fed. Bank sentral Eropa (ECB) telah menegaskan niat untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin dalam rapat berikutnya. Apabila The Fed menaikkan suku bunga lagi dengan jumlah yang sama, EUR yang memiliki fundamental lebih rapuh daripada USD akan berpotensi merosot lebih lanjut.