Pasangan mata uang EUR/USD menguat sekitar 0.2 persen dalam perdagangan hari Jumat (21/4/2023), sementara EUR/GBP melambung sekitar 0.5 persen. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) memperbaiki outlook ekonomi kawasan Euro, sehingga menopang nilai tukar EUR terhadap berbagai mata uang mayor lain.
Laporan preliminer S&P Global menunjukkan PMI sektor jasa Zona Euro berkinerja cemerlang dengan skor meningkat dari 55.0 ke 56.6, melampaui estimasi yang dipatok pada 54.5 saja. Skor PMI komposit juga naik dari 53.7 sampai 54.4. Rangkaian data-data ini mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Eropa (ECB), sehingga mengerek kurs euro.
Para ekonom HSBC memperkirakan gambaran ekonomi kawasan Euro akan terus membaik dan surplus neraca transaksi berjalan akan semakin meningkat. Apabila hal itu tercapai, kurs EUR/USD dapat melanjutkan reli ke rentang yang lebih tinggi.
“Ini semestinya memantapkan kenaikan lanjutan untuk EUR/USD,” kata Dominic Bunning, pakar strategi FX di HSBC, “Kami terus memperkirakan reli lebih lanjut ke 1.15 dalam bulan-bulan mendatang.”
Tak semua pakar sependapat. Apalagi laporan PMI Zona Euro kali ini memuat satu marka merah, yakni dalam data sektor manufaktur. Skor PMI sektor manufaktur melorot dari 47.3 ke 45.5 pada periode April 2023, padahal konsensus berharap terjadi perbaikan tipis sampai 48.0. Angka PMI di bawah ambang 50.0 selama lebih dari dua periode menandakan situasi kontraksi yang berkelanjutan.
Sejumlah analis berpendapat reli euro masih kekurangan katalis untuk menerobos ambang resistance EUR/USD yang kuat pada 1.1000. Seperti diungkapkan oleh analis ING dalam sebuah catatan yang dilansir oleh Reuters, “Kisah ECB cukup suportif bagi euro, tetapi lingkungan internasional belum menguntungkan bagi dorongan ke atas 1.10 dalam EUR/USD.”
EUR/USD dalam jangka pendek juga tersokong oleh buruknya data-data ekonomi Amerika Serikat. Laporan tenaga kerja kemarin merekam kenaikan jumlah klaim pengangguran mingguan yang lebih besar dari ekspektasi, sementara sentimen industri manufaktur memburuk dan penjualan perumahan melemah. Situasi ekonomi AS yang memburuk dengan cepat, telah mengompori spekulasi seputar ancaman resesi di negeri Paman Sam serta prospek pemangkasan suku bunga The Fed mulai Juli.