Para buyer EUR/USD memperoleh serangkaian kabar baik menjelang akhir pekan. Laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukkan situasi yang tak sepenuhnya baik-baik saja, sedangkan beberapa data ekonomi dari Zona Euro justru menampilkan angka-angka di atas ekspektasi konsensus.
Saat berita ditulis pada paruh kedua sesi New York (5/11/2022), EUR/USD telah meroket nyaris 2 persen sampai kisaran 0.9940-an lantaran faktor-faktor tersebut. Namun, para analis masih mengkhawatirkan dampak resesi kawasan Euro terhadap nasib Single Currency ke depan.
US Bureau of Labor Statistics (BLS) menyatakan bahwa Nonfarm Payroll meningkat 261k pada periode Oktober 2022. Angka tersebut lebih tinggi daripada estimasi konsensus yang hanya 200k, tetapi lebih rendah dibandingkan pencapaian periode sebelumnya yang sebesar 315k. Selain itu, tingkat pengangguran Amerika Serikat meningkat dari 3.5 persen menjadi 3.7 persen.
Kenaikan tingkat pengangguran itu mengejutkan para trader, karena konsensus sebelumnya memperkirakan kenaikan sampai 3.6 persen saja. Dengan tingkat pengangguran yang terakselerasi lebih cepat daripada estimasi sebelumnya, pelaku pasar khawatir The Fed memperoleh alasan untuk memperlambat kenaikan suku bunga lanjutan.
Di benua biru, negara-negara anggota Zona Euro justru berlomba-lomba melaporkan data aktivitas ekonomi yang lebih baik daripada ekspektasi. Laporan S&P Global tentang hasil survei Purchasing Managers’ Index (PMI) untuk sektor jasa dan komposit Zona Euro menampilkan perbaikan moderat, meskipun masih dalam teritori kontraksi. Rincian data PMI dari Spanyol, Prancis, dan Jerman juga menggembirakan.
Sayangnya, para analis tetap skeptis terhadap prospek ekonomi kawasan tersebut. Data-data yang kinclong juga dikhawatirkan tak akan mampu mendesak bank sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga secara agresif seperti yang dilakukan The Fed dalam beberapa bulan terakhir.
“Kemerosotan Terms of Trade kawasan Euro telah membebani mata uang ini, dan kami mengira situasi ini dapat berlangsung lebih lama, khususnya jika ancaman resesi memicu ECB untuk mengambil tindakan lebih hati-hati (dalam menaikkan suku bunga), sesuai perkiraan kami,” kata Michael Cahill, pakar strategi FX G10 di Goldman Sachs, “Hasilnya, kami menurunkan perkiraan EUR/USD kami untuk tiga bulan ke depan menjadi 0.94.”