Berbagai pasangan mata uang mayor bergerak dalam rentang terbatas selama beberapa hari belakangan, karena pelaku pasar tengah menantikan rilis data inflasi AS serta rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan. Namun, sejumlah cross pairs mengalami gejolak yang cukup signifikan. Salah satunya, EUR/GBP merosot tajam hingga berulang kali mencetak rekor terendah baru tahun ini.
Saat berita ditulis pada sesi New York hari Jumat (9/6/2023), EUR/GBP terpuruk pada 0.8545 –level terendah sejak Agustus 2022. Apakah tren bearish dalam pasangan ini akan berlanjut?
Kemerosotan EUR/GBP terutama terjadi lantaran reli pound sterling telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Sterling tersokong oleh kondisi politik yang lebih kondusif, serta data-data ekonomi yang tak seburuk perkiraan sebelumnya.
Para trader dan investor akan memantau rilis data tenaga kerja Inggris pada hari Selasa pekan depan (13 Juni), sebagai salah satu referensi penting untuk spekulasi suku bunga ke depan. Setelah itu, ada pula rilis data inflasi Inggris pada 21 Juni yang dapat memengaruhi pengambilan kebijakan bank sentral dalam rapat tanggal 22 Juni.
“Bank-bank sentral berada di bawah pemantauan menjelang rapat-rapat pekan depan di AS dan Zona Euro yang akan diikuti oleh Inggris pada 22 Juni. Sorotan atas bank-bank sentral cenderung bullish bagi pound, sehubungan (adanya) persepsi bahwa Inggris Raya berpotensi menaikkan suku bunga lebih banyak daripada rekan-rekannya, karena Inggris memiliki inflasi lebih tinggi,” kata Joe Manimbo, analis FX senior di Convera.
EUR/GBP juga dapat terpengaruh oleh hasil rapat FOMC The Fed dan ECB pekan depan. Apabila kedua peristiwa itu memicu penguatan euro, maka EUR/GBP berpeluang untuk rebound dalam jangka pendek. Selain itu, sejumlah ekonom menilai kondisi ekonomi Inggris cukup mengkhawatirkan.
Claudio Wewel, pakar strategi FX di J Safra Sarasin, mengatakan, “Meskipun pound sterling kemungkinan sudah melewati puncak pesimisme, kami tak berpikir pemulihan sterling belakangan ini akan berlanjut. Menurut proyeksi kami, perekonomian Inggris akan berkontraksi pada kuartal keempat 2023 dan paruh pertama 2024.”
Proyeksi terbaru dari J Safra Sarasin menunjukkan pound kemungkinan bakal tertekan dalam jangka pendek dan menengah, tetapi punya prospek lebih cerah dalam jangka panjang. Mereka memprediksi EUR/GBP akan menanjak sampai 0.87 pada akhir September, lalu bertahan dalam kisaran tersebut sepanjang sisa tahun ini.