Indeks dolar AS (DXY) berupaya merangkak naik seusai rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat tadi malam. Namun, DXY belum mampu keluar dari rentang terendah delapan bulan. Dixie masih beredar pada kisaran 101.90-an pada awal sesi Eropa hari Jumat (27/1/2023).
Data PDB Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan dengan laju 2.9 persen pada kuartal keempat tahun 2022. Kinerja tersebut lebih lemah dibandingkan kuartal sebelumnya, tetapi lebih kuat daripada estimasi konsensus yang hanya 2.6 persen.
Beberapa data ekonomi lain yang dirilis tadi malam juga mengungguli ekspektasi, sehingga memicu reaksi spontan yang positif bagi dolar AS di pasar forex. Sayangnya, data itu saja tak cukup untuk membangkitkan greenback yang telah terpuruk selama beberapa bulan terakhir.
Para analis menuding kenaikan PDB itu berkaitan dengan peningkatan persediaan setelah terurainya gangguan pasokan yang melanda dunia pasca-pandemi. Padahal, perusahaan-perusahaan tahun ini tak mungkin menimbun persediaan secara masif seperti pada masa-masa tersebut. Dengan kata lain, data PDB kali ini tak mengubah tingkat ancaman resesi di AS maupun prospek kebijakan The Fed ke depan.
“Pertumbuhan (Amerika Serikat) kemungkinan akan melemah pada kuartal pertama (2023); kami memperkirakan angka utama sebesar -2%, karena sokongan valuasi persediaan akan berkurang sebagian dan konsumsi melemah,” kata Ian Shepherdson, Kepala Ekonom Pantheon Macroeconomics.
Katherine Judge, Ekonom Senior di CIBC Capital Markets, sependapat. Katanya, “Dengan persediaan sekarang meningkat di banyak industri, dan konsumen menghabiskan surplus tabungan mereka, kami melihat potensi kontraksi dalam ekonomi pada kuartal pertama sebagai dampak dari kenaikan suku bunga yang lalu semakin meluas, dan konsisten dengan momentum tapering dalam beberapa indikator bulanan belakangan ini,” ujar
Proyeksi pasar tentang suku bunga The Fed tak mengalami perubahan signifikan seusai rilis data PDB. Pasar masih meyakini The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC pekan depan, disusul dengan satu kali kenaikan 25 basis poin lagi pada rapat berikutnya. Pasar juga memprediksi The Fed bakal mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun 2023, walaupun para pejabat bank sentral AS telah membantah spekulasi tersebut.