Indeks dolar AS (DXY) terkoreksi tipis sekitar 0.1 persen pada awal perdagangan sesi New York hari Jumat (15/9/2023). Kendati demikian, pasar masih antusias merespons data inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi dalam pelaporan hari Rabu dan Kamis. Dixie kemungkinan akan mengakhiri perdagangan pekan ini dekat posisi tertinggi sejak awal Maret.
University of Michigan melaporkan bahwa Indeks Sentimen Konsumen jatuh dari 69.5 menjadi 67.7 pada hasil survei bulan ini. Angka tersebut lebih rendah daripada estimasi konsensus yang dipatok pada 69.1. Namun, patut diperhatikan bahwa responden memperkirakan inflasi AS akan melemah dalam kurun waktu satu tahun dan lima tahun ke depan.
Rilis data pertengahan pekan mengenai Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen sama-sama menunjukkan kenaikan inflasi yang terjadi lantaran peningkatan harga BBM belakangan ini. Data-data seperti itu menggambarkan situasi ekonomi AS yang baik, sekaligus menandakan The Fed bakal mempertahankan suku bunga pada tingkat tinggi.
“Tak ada data (ekonomi AS) yang mengarah ke resesi saat ini. Meski demikian, Fed Futures masih mengarah pada suku bunga yang lebih rendah pada akhir tahun depan,” papar Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com, “Jika pasar kredit masih yakin bahwa ketika Anda menaikkan suku bunga sejauh yang telah dilakukan The Fed, Anda akhirnya mengalami resesi… kemana orang-orang akan pergi? Mereka akan pergi ke dolar.”
Perhatian pasar berikutnya bakal terfokus pada rapat kebijakan moneter federal pada tanggal 19-20 September. Mayoritas pelaku pasar meyakini The Fed akan membiarkan suku bunga tetap. Ekspektasi untuk skenario tersebut mencapai 97% menurut FedWatch CME. Namun, pasar juga akan memerhatikan panduan kebijakan The Fed untuk suku bunga ke depan.
Apabila The Fed mengisyaratkan tidak akan menaikkan suku bunga lagi, maka dolar AS berpotensi ambles. Pasalnya, sejumlah pelaku pasar kini masih berharap The Fed menaikkan bunga sekali lagi sebelum akhir tahun.
Di sisi lain, ada pula kemungkinan kejutan positif jika The Fed mendadak menaikkan suku bunganya di luar perkiraan pasar. Dolar AS juga dapat menguat jika The Fed terus mempertahankan sikap agresif melawan inflasi seperti saat ini.