Indeks dolar AS (DXY) kembali menghuni rentang di atas ambang 103.00 dalam perdagangan sesi Asia hari Jumat (10/6/2022). Hasil rapat bank sentral Eropa (ECB) kemarin memicu kekecewaan pasar, sehingga EUR/USD amblas. Di sisi lain, ekspektasi laju inflasi AS justru mendongkrak kurs greenback terhadap beragam mata uang lain.
Konsensus memperkirakan pertumbuhan harga konsumen inti bulanan di negeri Paman Sam sebesar 0.5% pada Mei 2022, atau lebih rendah sejengkal dari data April yang mencapai 0.6%. Sedangkan laju inflasi inti tahunan akan mendingin dari 6.2% menjadi 5.9%.
Realisasi proyeksi ini akan memberikan keyakinan tambahan bagi mereka yang memperkirakan laju inflasi AS telah melewati puncak tertingginya, sehingga The Fed akan mengurangi agresivitas pengetatan moneternya pada akhir tahun ini. Namun, data inflasi seperti itu tak mengubah ekspektasi suku bunga The Fed dalam jangka pendek. Federal Reserve AS kemungkinan besar tetap akan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi pada rapat kebijakan pekan depan.
Sementara itu, rapat kebijakan ECB kemarin hanya mengonfirmasi ekspektasi kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin saja untuk bulan Juli. Hal ini agak mengecewakan bagi sebagian pelaku pasar yang telanjur mengharapkan “rate hike” sebanyak 50 basis poin sekaligus. ECB juga mengekspresikan niat untuk menunggu data-data ekonomi lebih lanjut sebelum menyampaikan proyeksi kenaikan suku bunga lanjutan pada September dan bulan-bulan berikutnya.
“(Indeks dolar AS) tampaknya mampu menavigasi sikap ECB yang lebih hawkish dengan relatif mudah. Rencana (ECB) untuk menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada Juli dan September dan kemungkinan besaran lebih besar terbukti tidak lebih hawkish dari yang sudah diperkirakan sebelumnya,” kata analis dari Westpac yang dilansir oleh Reuters.
Westpac menilai indeks dolar AS tampaknya mulai menetap dalam rentang antara 101 sampai 105. Akan tetapi, ada kemungkinan indeks menguji batas atas dari rentang tersebut jika data CPI nanti malam dan rapat The Fed pekan depan menunjukkan potensi suku bunga AS yang lebih tinggi. Risiko ini patut diperhatikan oleh trader selama beberapa sesi ke depan.