Indeks dolar AS (DXY) melemah sejak pembukaan perdagangan pekan ini hingga mencapai kisaran 105.06 pada awal sesi New York hari Selasa (19/9/2023). Pasar menunjukkan kebimbangan dan kehati-hatian menjelang sejumlah event penting yang akan digelar oleh tiga bank sentral utama secara terpisah dalam beberapa hari ke depan.
Data-data ekonomi Amerika Serikat belakangan ini cenderung beragam, tetapi masih relatif lebih tangguh dibandingkan ekspektasi pasar. Para analis juga meyakini situasi ekonomi AS lebih baik daripada Eropa dan China.
Konsensus memperkirakan Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga tetap pada rentang saat ini 5.25%-5.50% dalam pengumumannya besok. Namun, situasi ekonomi AS yang lebih baik memantik harapan The Fed menambahkan pesan bernada hawkish dalam event tersebut. Alhasil, Indeks Dolar AS mempertahankan posisi dekat level tertinggi enam bulan.
Sejumlah kabar yang lebih hawkish dari Eropa dan Jepang beberapa hari ini berupaya menekan greenback, tetapi pelemahannya cenderung terbatas. Sejumlah analis justru memperkirakan dolar AS akan memperoleh peluang untuk menguat lebih lanjut.
“Jika kita melihat pergerakan harga, umumnya hanya cerita-cerita kecil saja yang membebani dolar, seperti kabar mengenai cadangan minimum yang keluar dari ECB kemarin,” kata Simon Harvey, kepala analisis FX di Monex Europe, “Hal ini tidak akan banyak membebani dolar ketika narasi yang lebih dominan mengenai eksepsionalisme AS dan pesan yang lebih kredibel mengenai kenaikan jangka panjang dari The Fed kembali berperan.”
Dua event lain yang menjadi perhatian pasar pekan ini adalah rapat Bank of England (BoE) pada hari Kamis dan Bank of Japan (BoJ) pada hari Jumat. Keduanya sama-sama berisiko memicu pergolakan pada pasangan-pasangan mata uang terkait, apabila hasil akhirnya menyimpang dari perkiraan konsensus.
Perkiraan sementara BoE akan menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin untuk terakhir kalinya dalam siklus pengetatan moneter pasca-pandemi. Gubernur BoE dan beberapa koleganya telah berulang kali memberikan kisi-kisi sejak beberapa pekan lalu, sehingga pasar sudah sepenuhnya memperhitungkan skenario tersebut.
Pasar meyakini BoJ akan meneruskan kebijakan suku bunga dan penargetan yield sebagaimana adanya saat ini. Namun, Gubernur BoJ telah memicu spekulasi baru mengenai potensi perubahan kebijakan pada akhir tahun. Apabila pernyataan BoJ terbaru memuat pesan mengenai isu tersebut, USD/JPY rentan breakout dari rentang yang dihuninya sejak awal September.