Indeks dolar AS (DXY) mendadak jatuh seusai rilis data JOLTs pada sesi New York kemarin hingga mencapai 101.52 pada perdagangan sesi Asia hari ini (3/5/2023). Greenback cenderung defensif terhadap beragam mata uang mayor lain, khususnya USD/JPY yang mencatat penurunan hampir 0.7 persen sampai kisaran 135.60-an.
Data lowongan kerja JOLTs hanya mencapai 9.590 juta pada bulan Maret 2023. Angka tersebut lebih rendah daripada 9.974 juta pada periode sebelumnya, padahal konsensus mengharapkan kenaikan tipis sampai 9.775 juta.
Laporan tersebut memicu kejatuhan dolar AS, meskipun pasar masih cukup yakin Federal Reserve akan menaikkan bunga satu kali lagi pada akhir rapat kebijakannya nanti malam. Data tenaga kerja yang memburuk dapat mendorong The Fed untuk banting setir ke siklus pemangkasan bunga pada paruh kedua tahun ini, meskipun mereka sebelumnya menyatakan akan mempertahankan bunga tinggi sampai akhir tahun.
Pelaku pasar juga mulai resah menyaksikan tarik-ulur seputar batas utang negara AS yang terus berlanjut di Parlemen AS. Apabila pemerintah AS gagal mencapai kesepakatan tentang batas utang negara dalam waktu dekat, mereka akan kehabisan dana pada Juni dan memicu government lockdown.
Para trader saat ini ramai berspekulasi mengenai isu-isu tersebut. Sementara itu, para analis berbeda pendapat. Sebagian besar menilai The Fed nanti malam akan terus mempertahankan sikap hawkish-nya.
“Mari kita perjelas: sebuah penghentian (siklus kenaikan suku bunga) bukanlah pivot. Dan ini lah hal penting yang perlu dipertegas. Suatu pivot berarti langkah untuk memangkas suku bunga pada akhir tahun ini. Kami tak terlalu yakin soal itu,” kata Jack Janasiewicz, pimpinan strategi portofolio di Natixis Investment Management.
“Apa yang benar-benar ingin diketahui trader adalah apakah (kenaikan suku bunga nanti malam) adalah yang terakhir, atau apakah kekhawatiran seputar batas utang AS akan membuat The Fed berhenti (menaikkan bunga) pada Juni,” kata Matt Simpson, pakar strategi dari City Index, “Pada kenyataannya, saya curiga (Ketua The Fed) Jerome Powell akan mempertahankan mantra hawkish-nya agar tidak membuyarkan komentar-komentar hawkish menjelang periode blackout. Mereka bisa terus mempertahankan suku bunga tetap sampai Juni tanpa merasa perlu untuk memberi sinyal hari ini.”