Indeks dolar AS (DXY) terpuruk pada kisaran 101.18 dalam perdagangan hari Kamis (4/5/2023), menyusul keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga tanpa memberikan sinyal kenaikan lanjutan. GBP/USD mencetak rekor tertinggi baru tahun ini, sementara EUR/USD kembali mendekati ambang krusial 1.1100 dan USD/JPY ambles ke kisaran 134.20-an.
Pernyataan hasil rapat FOMC kemarin merefleksikan ketidakpastian yang sangat tinggi untuk prospek kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut dalam tahun ini. Para pejabat The Fed tidak menyatakan akan berhenti menaikkan bunga secara terang-terangan, melainkan mengungkapkan perlunya memantau data-data mendatang guna menentukan sejauh mana suku bunga perlu dinaikkan demi menekan laju inflasi.
“Keputusan untuk menjeda (siklus kenaikan suku bunga) tidak dibuat hari ini. Anda akan memperhatikan dalam pernyataan untuk Maret bahwa kami memiliki kalimat yang menyatakan komite mengantisipasi sejumlah penguatan kebijakan tambahan mungkin layak (untuk dilakukan). Kalimat itu tidak ada dalam pernyataan lagi. Kami mengeluarkannya,” kata Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers pasca-rapat FOMC pada dini hari tadi, “Alih-alih, kami mengatakan bahwa dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan diperlukan, komite akan memperhitungkan faktor-faktor tertentu.”
“Saya pikir memperlambat (siklus kenaikan suku bunga) sekarang adalah langkah yang tepat. Saya pikir (langkah) itu memungkinkan kami untuk melihat lebih banyak data dan terus melakukannya,” lanjut Powell.
Pernyataan The Fed jelas sekali tidak bernada hawkish, tetapi juga tak se-dovish yang dikhawatirkan sebagian pelaku pasar. Hal ini menyebabkan indeks dolar AS hanya melemah terbatas dalam rentang yang telah terbentuk sejak awal tahun ini. Data-data ekonomi AS berikutnya kemungkinan akan menentukan apakah dolar akan melemah lebih lanjut ataupun bangkit ke level yang lebih tinggi.
Sebagian besar pasangan mata uang menguat secara moderat terhadap dolar AS sembari menantikan rilis data Non-farm Payroll besok. Namun, segelintir diantaranya menanggapi situasi dengan bergerak ke rentang yang lebih tinggi.
“Dolar AS terus diperdagangkan dalam level lebih rendah selama sesi trading Asia, menyusul rapat FOMC tadi malam. Ini mengakibatkan indeks dolar bergerak kembali ke level terendah year-to-date pada 100.79 yang tercapai bulan lalu. Pound dan Franc Swiss telah meningkat ke level tertinggi baru tahun ini terhadap dolar AS,” ujar Lee Hardman, Analis Mata Uang Senior di MUFG.