Dolar AS Bangkit Berkat Faktor Eksternal

Indeks dolar AS (DXY) meroket lebih dari 0.5 persen sampai lebih dari 102.00 dalam perdagangan sesi New York hari Kamis (11/5/2023). Beberapa rilis data ekonomi AS terbaru meleset dari ekspektasi, tetapi greenback tersokong oleh keresahan para investor dan trader di pasar global.

Dolar AS Bangkit Berkat Faktor Eksternal

Laporan inflasi produsen AS dan klaim pengangguran mingguan yang dirilis malam ini sama-sama memerah. Laju inflasi produsen hanya tumbuh 0.2 persen pada April, lebih lemah daripada estimasi konsensus yang dipatok pada 0.3 persen. Sedangkan jumlah klaim pengangguran bertambah 264k alih-alih sebanyak 245k sebagaimana diperkirakan konsensus sebelumnya.

Kedua data itu memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini, sehingga semestinya negatif bagi dolar AS. Untungnya, dolar tersokong oleh memburuknya sentimen global.

Data inflasi konsumen China menunjukkan pertumbuhan yang nyaris flat pada bulan lalu. Hal ini menandakan adanya sisa-sisa risiko perlambatan, sehingga negeri Panda membutuhkan lebih banyak stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID. Data perdagangan luar negeri China terbaru juga mengecewakan lantaran angka-angka impor yang mengalami penurunan secara tak terduga.

Baca Juga:   Keuntungan Yen Dimana Bank Of Japan Memegang Kebijakan Stabil, Mencatat Perbedaan Pendapat

Dolar AS cenderung diincar oleh pelaku pasar di tengah kehadiran risiko seperti ini, sehubungan dengan statusnya sebagai mata uang safe haven. EUR/USD melemah lebih dari 0.5 persen sampai ke bawah 1.0930-an, sementara AUD/USD longsor lebih dari 1 persen sampai kisaran 0.6690-an.

“Pasar mencoba menilai perekonomian mana yang akan melambat lebih cepat, dan ragu-ragu tentang bagaimana caranya membaca data terbaru,” kata Rodrigo Catril, pakar strategi FX senior di National Australia Bank, “Data CPI AS (kemarin) melambat dan semestinya negatif bagi dolar, tetapi data CPI China merupakan pengingat tentang adanya masalah yang masih berlangsung di sana.”

GBP/USD juga merosot cukup tajam dalam perdagangan hari ini, meskipun Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga untuk ke-12 kalinya. Keputusan BoE untuk menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin ke tingkat 4.5 persen itu sebenarnya sesuai dengan perkiraan pasar sebelumnya. Namun, bank sentral menambahkan estimasi kondisi ekonomi yang lebih menantang dalam laporan kebijakannya.

“Perubahan dalam asumsi dasar sedikit condong ke sisi hawkish dan mereka (BoE) menaikkan ekspektasi inflasi dan PDB dan menekankan ketatnya pasar tenaga kerja,” kata Peter Schaffrik, Pakar Strategi Makro Global di RBC Capital Markets.

Klik icon-icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Tinggalkan sebuah Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

DISCLAIMER :
  • Segala Informasi dan data dibuat sebaik mungkin namun tidak menjamin 100% keakuratannya.
  • Semua Artikel/Materi yang dihadirkan untuk tujuan edukasi.
  • Analisa.Forex Tidak mengajak ataupun mengharuskan untuk bertrading forex. forex, CFD, komoditas trading adalah beresiko tinggi, segala keputusan dan kerugian adalah tanggung jawab Anda (pengunjung/pembaca) sendiri.
  • Tidak menjamin kualitas ataupun kredibilitas atas link ke luar(pihak ketiga) berupa iklan berbayar, broker review, robot/EA, dsb.
  • Artikel/tulisan di web analisa.forex, boleh dijadikan di copy paste di situs lain, namun berdasarkan etika harus mencantumkan link balik ke situs analisa.forex
Peringatan Resiko : Trading Forex adalah salah satu bisnis online yang beresiko tinggi, jika anda memutuskan untuk menggelutinya pastikan anda berlatih dahulu dengan akun demo atau mencoba trading forex tanpa modal agar memahami betul seluk belum dunia trading online.