Publikasi laporan Produk Domestik Bruto (PDB) Australia hari ini (1/6/2022) menunjukkan pertumbuhan ekonomi melampaui estimasi konsensus. Pasangan mata uang AUD/USD tertopang pada kisaran 0.7190 berkat kabar tersebut serta kenaikan harga komoditas energi. Namun, analis menilai pergerakan AUD/USD bakal lebih terpengaruh oleh pengumuman suku bunga pada minggu depan dan pergerakan dolar AS berikutnya.
Australian Bureau of Statistics (ABS) melaporkan bahwa PDB tumbuh 0.8 persen (Quarter-over-Quarter) pada kuartal pertama tahun 2021. Angka tersebut lebih lamban dibandingkan lonjakan 3.6 persen pada pelaporan sebelumnya, tetapi mengungguli estimasi konsensus yang hanya 0.5 persen. Pertumbuhan tahunan pun tercatat tangguh pada 3.3 persen, menepis kekhawatiran pasar terhadap penurunan sampai 2.9 persen.
Laporan tersebut secara keseluruhan mendukung prospek kenaikan suku bunga RBA lanjutan dalam bulan-bulan mendatang. Sejumlah ekonom bahkan memperkirakan data PDB yang cemerlang dapat membuat RBA menaikkan suku bunga dalam jumlah lebih besar dibanding perkiraan pasar pada bulan Juni ini. Kendati demikian, proyeksi pertumbuhan Australia berikutnya kurang menggembirakan.
“PDB Riil meningkat sebesar 0.8 persen pada kuartal ini untuk menjadi 3.3 persen lebih tinggi selama setahun. Kenaikan itu menyusul peningkatan 3.6 persen pada kuartal keempat 2021 dan menunjukkan bahwa perekonomian Australia memasuki siklus kenaikan suku bunga dengan posisi yang cerah,” kata Belinda Allen, ekonom senior di Commonwealth Bank of Australia.
Allen menambahkan, “Perekonomian Australia terus berekspansi pada kuartal kedua 2022 hingga sekarang. Ada makin banyak sinyal terkait batasan kapasitas yang berdampak pada aktivitas ekonomi serta kenaikan harga-harga. Data kartu kredit dan debit CBA yang berfrekuensi tinggi menunjukkan sinyal pergerakan sideways pada Mei setelah penguatan baru-baru ini.”
RBA telah menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin dari 0.1 persen menjadi 0.35 persen pada bulan Mei. Sejumlah pelaku pasar memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunganya lagi sampai 0.7 persen pada rapat kebijakan pekan depan. Outlook nilai tukar dolar Australia ke depan akan tergantung pada realisasi kenaikan suku bunga pada event tersebut, serta fluktuasi dolar AS.
“Fokus bagi para trader dalam beberapa hari dan minggu ke depan akan bergeser ke dampak dari reduksi neraca The Fed (QT) yang siap dimulai hari ini. Selain itu, kenaikan lebih lanjut dalam retorika hawkish The Fed mungkin mengemuka setelah Ketua Fed Powell berjumpa dengan Presiden Biden di Gedung Putih kemarin,” kata John Hardy, kepala strategi FX di Saxo Bank.