Pasangan mata uang EUR/USD mengalami penguatan cukup pesat sepanjang pekan ini, tetapi masih gagal menembus ambang 1.1000. Posisinya bahkan terkunci dekat kisaran 1.0900 seusai perilisan data Non-farm Payroll AS hari ini (7/4/2023). Kendati demikian, analis dari City Index memperkirakan duet forex terpopuler di dunia ini sebentar lagi bakal menggapai ambang 1.1000.
Fawad Razaqzada, analis City Index, mengungkapkan bahwa data-data dari AS belakangan ini telah meningkatkan probabilitas terjadinya resesi. Di sisi lain, data-data dari Eropa justru relatif lebih menggembirakan dan memberikan alasan yang bagus bagi ECB untuk terus menaikkan suku bunga. Situasi ini mendukung bagi perkiraan EUR/USD meningkat sampai ke atas ambang 1.1000 dalam beberapa waktu mendatang.
Data ekonomi Jerman juga mengalami perbaikan secara nyata. Laporan produksi industri Jerman menunjukkan lonjakan 2.0 persen (Month-over-Month) pada Februari 2023, atau jauh melampaui estimasi yang hanya dipatok pada 0.1 persen. Data industri seperti ini dapat menghindarkan Jerman dari resesi.
Razaqzada mencatat pula sejumlah faktor teknikal yang suportif bagi kenaikan EUR/USD. Katanya, “EUR/USD telah mencetak level terendah yang makin tinggi sejak mengukuhkan support kunci pada kisaran 1.05 di awal Maret. Kenaikan Single Currency bagus dan stabil, sehingga bisa membuat frustrasi sekaligus menjadi berkah tersembunyi bagi para bull karena terus menjebak para bear.”
“Dengan harga bertahan di atas EMA 21-day dan support kunci pada kisaran 1.0800, jalur dengan resisten paling sedikit tetap ke arah atas dan karenanya, (EUR/USD) tetap berada dalam jalur untuk naik ke atas level tertinggi Februari pada 1.1033 dalam jangka waktu yang tak terlalu lama dan data tenaga kerja AS memungkinkannya,” lanjut Razaqzada.
Paket data tenaga kerja Amerika Serikat malam ini mengonfirmasi proyeksi tersebut. Data tingkat pengangguran AS menurun, tetapi jumlah Non-farm Payroll AS ambles dan pertumbuhan gaji rata-rata perjam melambat.
Data secara keseluruhan mendukung niat para pejabat The Fed untuk menaikkan bunga satu kali lagi saja pada Mei, lalu menyetop siklus pengetatan moneternya yang telah berlangsung sejak 2022. Dengan kata lain, dolar kehabisan katalis untuk mendorongnya naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi.