Duet AUD/USD terus tertekan dalam rentang terbatas di bawah ambang 0.6700 dalam perdagangan hari Selasa (16/5/2023). Minat membeli dolar Aussie merosot akibat notulen RBA yang bernada dovish, data sentimen konsumen Australia yang negatif, serta laporan ekonomi China yang mengecewakan.
China melaporkan pertumbuhan produksi industri meningkat dari 3.9 persen menjadi 5.6 persen (year-over-year) pada April 2023, atau meleset dari estimasi konsensus yang sebesar 10.9 persen. Penjualan ritel dan investasi aset tetap di negeri Panda juga gagal memenuhi harapan pasar.
“Data-data April dari China sebagian besar meleset dari ekspektasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa momentum pemulihan ekonominya tidak berkelanjutan,” kata Ho Woei Chen, ekonom di United Overseas Bank (UOB).
Apabila pemulihan ekonomi China terhambat, permintaan barang ke negara-negara mitra dagang utama seperti Australia bakal sukar meningkat. Konsekuensinya, kurs dolar Australia terdampak negatif oleh kabar tersebut.
Perkembangan data-data ekonomi terbaru dari dalam negeri Kanguru juga tak suportif bagi dolar Aussie. Notulen dari rapat bank sentral Australia (RBA) pada awal Mei menegaskan keengganan otoritas moneter tertinggi Australia itu untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
“AUD melemah terhadap sebagian besar mata uang G10 karena data China mengecewakan,” kata Noah Buffam, analis di CIBC Capital Markets, “Notulen RBA Mei juga dirilis dan menunjukkan sikap hati-hati bank sentral yang telah menaikkan bunga untuk mencoba memitigasi sejumlah risiko dari inflasi di atas target selama 4 tahun.”
“Notulen RBA menunjukkan bahwa keputusan untuk menaikkan bunga pada awal bulan ini nyaris tak terjadi, dan (hal itu) sedikit memukul AUD,” kata Kit Juckes, kepala riset FX di Société Générale.
Data keyakinan konsumen Australia memperburuk situasi. Westpac melaporkan kemerosotan indeks keyakinan konsumen dari +9.4 persen menjadi -7.9 persen. Padahal, konsensus hanya mengantisipasi penurunan sampai -1.7 persen.
Keseluruhan data mengisyaratkan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga Australia sebelumnya telah berdampak pada sektor konsumsi, memaksa rumah tangga-rumah tangga untuk mengurangi belanja mereka. Meluasnya situasi itu dapat berperan menekan laju inflasi, sehingga mengurangi urgensi kenaikan suku bunga lanjutan.