AUD/USD Meningkat Pesat Berkat Data Tenaga Kerja yang Kuat

Duet AUD/USD dan NZD/USD menjadi dua pasangan mata uang mayor berkinerja terbaik dalam perdagangan hari Kamis (13/4/2023). Masing-masing menguat sekitar 1.3 persen dan 1.5 persen, menyusul rontoknya data-data inflasi Amerika Serikat dan unggulnya neraca perdagangan China.

Reli AUD/USD secara khusus memperoleh sokongan tambahan dari data tenaga kerja Australia yang perkasa pada periode Maret 2023. Konsekuensinya, AUD/USD menebus seluruh kemerosotannya pekan ini dan kembali mendekati ambang 0.6800.

AUDUSD Meningkat Berkat Data Tenaga Kerja yang Kuat

Australian Bureau of Statistics (ABS) melaporkan tingkat pengangguran stagnan pada 3.5 persen, bukannya meningkat ke 3.6 persen sebagaimana dikhawatirkan pelaku pasar sebelumnya. Jumlah ketenagakerjaan juga bertambah 53.0k, atau lebih dari dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kenaikan 20.0k dalam estimasi konsensus.

Situasi pasar tenaga kerja yang tetap ketat seperti ini mendorong pelaku pasar untuk menaikkan ekspektasi suku bunga Australia. Data pasar terbaru menunjukkan bahwa adanya peluang sebesar 20 persen untuk skenario di mana bank sentral Australia (RBA) menaikkan suku bunga satu kali lagi sebanyak 25 basis poin. Apabila data inflasi Australia mendatang juga mengungguli ekspektasi, peluang tersebut dapat meningkat secara signifikan.

Baca Juga:   Bias Data Ekonomi Inggris Tak Menentu, GBP/USD Lesu

Joseph Capurso, pakar strategi di Commonwealth Bank of Australia, menyatakan, “Kami memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga bulan depan. Data Indeks Harga Konsumen kuartal pertama (dirilis pada tanggal 26 April) akan mengokohkan perhitungan pasar untuk rapat (RBA) Mei. Kenaikan suku bunga RBA dapat menyediakan sejumlah dukungan bagi pasangan-pasangan cross AUD.”

Dua faktor eksternal lain turut menopang reli dolar Australia saat ini. Pertama, data neraca perdagangan China yang menunjukkan pertumbuhan ekspor dan impor tahunan lebih baik daripada estimasi konsensus maupun kinerja periode sebelumnya. Ini merupakan kabar baik bagi negara-negara mitra dagang utama China, termasuk Australia.

Kedua, laporan inflasi konsumen dan inflasi produsen AS terbaru yang kompak menunjukkan penurunan secara signifikan. Penurunan inflasi menekan ekspektasi pasar untuk suku bunga The Fed, sehingga dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang mayor lain –khususnya mata uang dari negara-negara yang berpotensi menaikkan suku bunga lagi dalam tahun ini.

Klik icon-icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Tinggalkan sebuah Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

DISCLAIMER :
  • Segala Informasi dan data dibuat sebaik mungkin namun tidak menjamin 100% keakuratannya.
  • Semua Artikel/Materi yang dihadirkan untuk tujuan edukasi.
  • Analisa.Forex Tidak mengajak ataupun mengharuskan untuk bertrading forex. forex, CFD, komoditas trading adalah beresiko tinggi, segala keputusan dan kerugian adalah tanggung jawab Anda (pengunjung/pembaca) sendiri.
  • Tidak menjamin kualitas ataupun kredibilitas atas link ke luar(pihak ketiga) berupa iklan berbayar, broker review, robot/EA, dsb.
  • Artikel/tulisan di web analisa.forex, boleh dijadikan di copy paste di situs lain, namun berdasarkan etika harus mencantumkan link balik ke situs analisa.forex
Peringatan Resiko : Trading Forex adalah salah satu bisnis online yang beresiko tinggi, jika anda memutuskan untuk menggelutinya pastikan anda berlatih dahulu dengan akun demo atau mencoba trading forex tanpa modal agar memahami betul seluk belum dunia trading online.