Kurs EUR/USD merosot drastis sampai kisaran terendah 0.9736 pada perdagangan hari Jumat (23/9/2022) dalam menanggapi publikasi data Purchasing Managers’ Index (PMI). Data tersebut meleset terlalu jauh dari ekspektasi konsensus, sehingga meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi kawasan.
Markit Economics melaporkan bahwa skor hasil survei PMI untuk sektor manufaktur Eropa jatuh lebih lanjut dalam area kontraksi. Skor PMI Manufaktur untuk periode September awal menurun dari 49.6 sampai 48.5, padahal pelaku pasar hanya mengantisipasi kemunduran sampai 48.7.
Skor PMI untuk sektor Jasa Eropa juga mengalami kontraksi lanjutan dalam periode yang sama. Skornya tergelincir dari 49.8 menjadi 48.9, alias sedikit lebih rendah daripada estimasi yang dipatok pada 49.00.
Laporan PMI dari negara-negara utama Zona Euro secara terpisah menunjukkan bahwa Spanyol dan Prancis mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Namun, aktivitas bisnis dan manufaktur Jerman semakin lesu. Harga energi yang semakin mahal tampaknya berdampak sedemikian besar bagi Jerman hingga perusahaan-perusahaan terpaksa mengurangi aktivitas bisnis mereka.
George Vessey, pakar strategi mata uang dari Western Union International Bank, menilai data terbaru dari Zona Euro ini meningkatkan tekanan atas euro. Pasalnya, data menggarisbawahi kekhawatiran pasar yang berkelanjutan terkait risiko resesi dan krisis energi.
Situasi geopolitik di benua Eropa juga menghambat prospek euro. Setelah Presiden Vladimir Putin meneken dekrit mobilisasi parsial atas tentara cadangan beberapa hari lalu, Rusia hari ini mulai membuka pendaftaran tentara baru untuk berperang di Ukraina. Sementara itu, referendum akan segera digelar di sejumlah kawasan Ukraina yang diduduki oleh Rusia dengan tujuan untuk melegalkan aksi Moskow.
Euro sempat menguat seusai pengumuman suku bunga ECB pekan lalu. Namun, penguatan tak bertahan lama. Keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga sejumlah 75 basis poin pada hari Rabu semakin menjamin dominasi greenback di pasar forex, sekaligus melumpuhkan mata uang-mata uang mayor lain -termasuk Euro. Bank sentral Eropa kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga lagi, tetapi tingkat bunga akhir kelak hampir pasti tetap berada di bawah Federal Reserve AS.